Berbaik Sangka Atas Takdir Allah

  • Sumo

Berbaik sangka kepada ketetapan dari Allah SWT merupakan sebuah kewajiban bagi hamba-hambanya yang beriman. Allah SWT adalah zat yang maha sempurna, zat yang maha suci, zat pengasih dan penyayang, sehinga semua ketetapannya pasti bermuatkan kasih sayang dari Allah SWT. Semua ketetapannya kepada hamba-hamba-Nya pasti bermuatan keadilan yang seadil-adilnya. Dan semua ketetapan bagi hamba-hamba-Nya bermuatan kebaikan dan kemaslahatan bagi yang bersangkutan. Yang perlu kita koreksi dalam tema tentang berbaik sangka kepada Allah SWT adalah kadang-kadang kita memberikan sikap yang salah, penerimaan yang keliru terhadap ketetapan Allah SWT. Kadang-kadang kita mengira, kadang-kadang kita berfikir inilah takdir buruk Allah bagi saya, ini adalah ketetapan Allah yang tidak baik untuk saya.

Hal semacam itu sesungguhnya hanya pemikiran manusia sendiri. Itu bermula dari kekeliruan kita untuk memahami Allah zat yang maha benar, yang maha kasih yang maha adil. Allah itu maha adil, jadi jika saya berikan analogi gelas yang berisi air itu jika di tuang digelas yang berbeda, itu akan keluar air. Dan jika gelas itu berisi teh, jika dituang di gelas yang berbeda akan keluar teh. Tidak mungkin gelas yang berisi air kemudian di tuang digelas yang lainnya berubah menjadi kopi ataupun berubah kopi susu. Allah itu adalah zat yang maha sempurna, yang maha adil, sehingga semua ketetapan, yang berasal dari zatnya adalah ketetapan Allah yang adil, yang sempurna, yang baik, yang penuh dengan kemaslahatan. Maha suci Allah memberikan ketetapan yang buruk bagi hambanya.

Jadi kata-kata ini takdir buruk bagi saya, sesungguhnya adalah hasil pemikiran manusia sendiri. Karena Allah tidak pernah menetapkan keburukan bagi hambanya. “ Allah tidak pernah berbuat kezholiman melainkan manusialah yang berbuat dzolim untuk dirinya sendiri”. Jadi, bahwa yang dimaksud dengan berbaik sangka kepada Allah SWT itu adalah kita ikhlas, kita menerima segala ketetapan Allah SWT dengan positif thingking, dengan penerimaan yang positif, dengan penerimaan yang tidak keliru.

Sehingga bisa jadi, cara kita memperlakukan diri kita ini keliru yang akibatnya juga tidak baik. Kebanyakan manusia menyalahkan Allah dengan mengatakan ini takdir buruk bagi saya. Orang menyopir ugal-ugalan dijalanan kemudian sedikit mengalami kecelakaan, dia mengatakan ini takdir Allah. Padahal seandainya dia menyopir kendaraannya dengan penuh hati-hati tidak mungkin mendapatkan masalah. Orang makan sembarangan, semua dimakan, yang membahayakan dimakan, jatuh sakit, Allah sedang memberikan takdir buruk bagi saya. Darimana? dia sendiri jika makan baik, hati-hati, tidak semua dimakan, akan tetap sehat, itu adalah ketetapan Allah SWT.

Makanya perlu di cermati bahwa kita perlu meluruskan pemikiran tentang istilah ataupun pemahaman takdir buruk ataupun ketetapan buruk. Allah maha sempurna ketetapannya adalah kesempurnaan, Allah maha baik, semua yang keluar darinya adalah kebaikkan. Allah maha kasih sayang, dan semua ketetapan untuk hambanya selalu bermuatkan kasih sayang.

Jadi, kita menyikapi kehidupan dengan positif thingking. Jika Allah berfirman didalam Al Hujurat ayat ke 12, “ Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu berfikir senantiasa menggunakan prasangka, karena berburuk sangka itu adalah perbuatan dosa”. Jika seandainya kita sudah sholat, sudah melakukan segala sesuatu yang ditetapan Allah dan kita masih mendapatkan musibah, maka itu bukan ketetapan buruk tetapi itu adalah ujian dari Allah SWT. (S. Maarif)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.