Berinteraksi Dengan Keluarga

  • Sumo

Allah subhanahu wata’ala berfirman : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (QS Ali ‘Imran: 159).

Jika kita bisa mengambil ibrah dari ayat ini untuk diterapkan dalam berinteraksi dalam keluarga maka hasilnya akan luar biasa. Dan inilah perintah Allah swt kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam berinteraksi dengan para Sahabat dan kepada manusia lainnya. Diantaranya adalah.

Kelembutan. Kelembutan itu Akhlak Rasulullah saw. Jika kita mengedepankan bersikap kasar dan keras dalam berinteraksi dengan keluarga, terutama pada anak, maka mereka tidak akan betah bersama keluarga. Mental anak produk Pandemi amatlah rapuh. Hanya persoalan-persoalan remeh, misalnya dibatasinya durasi megang Smartphone mengancam pergi dari rumah, mengancam tak mau sekolah dan lain-lain.  Jika perginya anak diwaktu yang salah, tempat yang salah dan pada orang-orang yang salah maka amatlah ngeri dan bahaya.

Oleh karena itu ayah bunda hendaknya tetap bisa mengendalikan emosi, agar tidak diintervensi syaitan sehingga suasana semakin keruh. Kelembutan tetaplah di kedepankan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Mahalembut serta mencintai kelembutan, dan Allah memberikan kepada sifat lembut yang tidak diberikan pada sifat kasar dan sifat lainnya.” (HR. Muslim no. 2593)

Memaafkan. Seringkali seseorang bisa ramah kepada orang lain tetapi bersikap kasar kepada keluarganya. Banyak orang yang bersikap dermawan kepada temannya tapi bakhil kepada keluarga. Ada orang yang lapang menyikapi kesalahan orang lain tapi tidak memberi ruang maaf terhadap kesalahan anggota keluarganya.  Maka agar terwujud suasana harmoni dalam keluarga hendaknya ayah-bunda menyiapkan ruang shabar yang melimpah terhadap putra-putrinya. Merekalah yang paling berhak mendapatkan limpahan keshabaran, limpahkan maaf, limpahan kerahmahan ayah bunda.

Allah SWT berfirman : Karena  itu,maafkanlah mereka , mohonkanlah  ampun bagi mereka,dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu . (Qs.Ali  Imran, [3:159])

Allah SWT berfirman :  Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. ( Q.S Al-A’raf : 199 )

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin membuatnya mulia. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim, no. 2588)

Memintakan ampun. Kita ini manusia, istri dan anak-anak kita adalah manusia. Tempatnya salah dan dosa. Maka sebagai orangtua haruslah menyiapkan ruang yang lapang untuk memaafkan dan memohonkan ampun anak-anak kita. Mengapa harus memohonkan ampun anggota keluarga kita? Karena dengan Istighfar semoga Alloh swt mengampuni dosa-dosa mereka. Memudahkan urusan. Dilepaskan dari kemelut masalah. Terkabulnya cita-cita mereka. Dijauhkan dari Azab dan malapetaka.

Nabi Nuh As menyuruh ummatnya beristighfar yang diabadikan dalam Al Qur’an. Allah swt berfirman:  Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, (Q.S Nuh [71] : 10

Allah SWT berfirman: Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, Dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Q.S Nuh [71] : 11-12)

Allah SWT berfirman: Karena itu,maafkan lah mereka, mohon kanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah  dengan mereka  dalam urusan itu.  (QS. Ali  Imran,  [3:159] )

Rasulullah saw bersabda :  “Barang siapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.