Berkorban

  • Sumo

Bulan Dzulhijjah telah tiba. Banyak rangkaian amal ibadah yang disunnahkan di bulan Dzulhijjah. Diantaranya adalah banyak beramal shalih di sepuluh hari awal Dzulhijjah, Rasulullah saw bersabda: Tiada hari yang amal shalih padanya lebih dicintai oleh Allah dari pada hari-hari ini, yaitu 10 awal dzulhijjah, mereka bertanya: dan tidakkah juga jihad fi sabilillah ? beliau menjawab: tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali seorang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya dan tidak kembali (ia gugur dan hartanya habis)“ (HR. Bukhari, Ibnu Majah, Abu Daud dan Tirmidzi)

Amal ibadah yang disunnahkan di bulan Dzulhijjah juga adalah Puasa hari Arofah tanggal 9 Dzulhijjah. Rasulullah saw pernah ditanya tentang puasa Arofah, maka jawab beliau saw: Puasa Arofah menghapuskan dosa-dosa tahun lalu dan tahun berikutnya “  (HR. Muslim dan yang lainnya). Kemudian menyembelih hewan Qurban. Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada amal yang dikerjakan oleh seseorang pada hari Nahr (Iedul Adha) yang  lebih dicintai oleh Allah dari pada menyembelih qurban “ (HR.Hakim, Ibnu  Majah dan Tirmidzi). Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang mempunyai kelapangan (harta) dan tidak ber-qurban, Maka jangan mendekati mushalla kami ” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Para Ulama sepakat bahwa waktu yang paling utama ialah pada hari Nahr sesudah shalat ‘ied dan sebelum dhuhur, berdasarkan sabda Rasulullah saw: “Yang pertama kita lakukan hari ini/’Iedul Adha ialah sholat dan kembali kemudian menyembelih qurban, maka barang siapa yang melakukan demikian, telah sesuai dengan sunnah kami, dan barang siapa yang menyembelih sebelum itu, maka itu adalah daging yang diperuntukkan bagi keluarganya dan tidak ada kaitannya dengan berqurban “ (HR. Bukhori dan Muslim)

Diperkenankan bagi seseorang untuk berqurban dengan satu ekor kambing, atas nama dirinya dan keluarganya, sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Aisyah yang artinya: “bahwa Rasulullah saw berqurban dengan satu ekor kambing atas nama beliau dan keluarganya, dan beliau berqurban dengan  dua ekor kambing; satu ekor atas nama beliau dan yang satu ekor atas nama ummatnya ” (HR. Abu Daud )

Dari ‘Atha’ bin Yasar berkata : aku bertanya kepada Abu Ayyub : Bagaimanakah cara berqurban pada masa Rasulullah saw? maka Abu Ayyub menjawab: “Seseorang telah berqurban dengan seekor kambing, atas nama dirinya dan keluarganya “ (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Baihaqi)

Bersabda Rasulullah saw: “ Empat sifat yang tidak diperkenankan ada pada hewan qurban: yang tidak  berfungsi salah satu matanya, yang sakit kronis, yang pincang salah satu kakinya dan yang sangat kurus “ ( HR.Tirmidzi ). Dianjurkan dalam pembagian dagingnya sebagai berikut: Sepertiga untuk dimakan/disimpan, sepertiga untuk di hadiyahkan dan sepertiga untuk dishadaqohkan, bersabda Rasulullah saw: “Dan hendaknya diberikan kepada keluarganya sepertiga, tetangganya yang miskin sepertiga dan dishadaqohkan kepada yang meminta sepertiga “ (HR. Hafidz Abu Musa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.