Bimbingan Menghafal Al Quran

  • Sumo

prestasi-2Rasa takut berbuat salah dan dosa kepada Allah SWT. pada dasarnya, haruslah ada pada diri setiap hamba yang beriman. Hanya saja jangan sampai ketakutan itu, tanpa didasari dengan ilmu. Karena segala bentuk kekhawatiran berbuat salah jika tidak dilandasi dengan ilmu justru malah bisa menjadi bumerang. Seperti contoh adanya alasan orang yang tidak mau menghafalkan al-Qur’an, karena takut nanti salah atau takut dosa kalau nanti lupa. Sehingga dengan alasan ini kemudian mereka malas menghafal Al Qur’an. Bahkan ada sebagian malah menakut-nakuti orang dari membaca dan menghafal al-Qur’an.

Akibatnya mereka semakin jauh dari al-Qur’an, meskipun al-Quran itu sendiri diturunkan oleh Allah swt. adalah untuk ditadabburi dan diingat. Sebagaimana firman Allah swt. dalam surat Shod::

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ (29)

Artinya: ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.

Oleh karena itu, membaca untuk mentadabburi dan menghafalkan al-Qur’an itu, pada dasarnya adalah perintah Allah SWT yang hukumnya wajib bagi setiap mukmin. Jika karena alasan takut lupa, kemudian tidak melakukan apa-apa, maka sesungguhnya mereka telah menjatuhkan diri sendiri kepada jurang kebinasaan. Karena mereka telah melalaikan kewajiban yang harus dikerjakan. Semestinya yang harus dilakukan adalah tetap berusaha sesuai dengan kemampuannya. Memang setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang kuat dalam hafalannya ada pula yang lemah. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Nisa’:28

يُرِيدُ اللهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا (28)

Artinya: Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia diciptakan bersifat lemah.

Informasi Allah dalam surat al-Nisa’ tersebut sangatlah penting untuk diterima dan ditadabburi, sebagai instropeksi diri bahwa kita ini adalah makhluk yang lemah tidak berdaya. Baik lemah fisiknya, jiwanya lebih-lebih ingatannya. Karena itu, jika kita lupa dari ayat, atau surat dari al-Qur’an yang penah kita hafal sebelumnya, merupakan sesuatu yang “wajar”. Sebagaimana Hadith Rasulullah saw. dalam Sunan Ibnu Majah:

عن ابن عباس عن النبي صلى الله عليه و سلم قال:  إن الله وضع عن أمتي الخطأ والنسيان

Dari Ibnu Abbas ra. Dari nabi Muhammad saw. bersabda: Sesungguhnya Allah meletakkan (memaafkan) ummatku, karena salah dan lupa dan  

Hanya saja dari hukum “wajar” ini akan berubah total kedudukannya menjadi “tidak wajar” dimata Allah swt.,  jika al-Qur’an yang pernah kita hafal menjadi lupa karena sengaja kita lupakan dan tidak ada usaha untuk kembali membaca dan mengulang hafalan. Karena pada dasarnya, al-Qur’an adalah Kalamullah yang harus selalu dibaca. Jika kita selalu membaca dengan cara tadabbur (memahami dan menghayati) makna yang terkandung dalam al-Qur’an secara istiqamah dan ajek, tentu kita tidak akan lupa selama-lamanya.

Al-Qur’an yang kita hafal tidak akan terlupakan, jika kita mau membuktikan kejujuran iman kita terhadap al-Qur’an dengan selalu membaca dan menghafal setiap hari secara kontiniu. Sebaliknya,  jika karena kesibukan duniawi yang serba tidak pasti ini, membuat kita jarang mengaji, membaca al-Qur’an dan memhami, maka otomatis hafalan akan lupa.

Orang semacam inilah yang dimaksud oleh Allah swt. dalam al-Qur’an yang akan mendapatkan kesengsaraan hidup di dunia lebih-lebih di akhirat nanti, karena I’rad ‘an dhikrillah  (berpaling dari mengingat Allah swt.). Sebagaimana firman Allah dalam surat Toha: 124-127

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126) وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِآيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى (127)

Yang Artinya: dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta”.berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam Keadaan buta, Padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, Maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan”. dan Demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. dan Sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.

Dari makalah singkat ini, dapat disimpulkan bahwa kita akan selalu diingat oleh Allah selama kita mau mengingat Allah melalui kalamNya al-Qur’an. Dan nikmat Allah akan selalu ditambahkan kepada kita, jika kita mau terus menambah hafalan untuk diingat. Sebagaimana firman Allah:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ (152)

Artinya: Maka ingtalah kalian kepadaKu, maka Aku akan ingat kepada kalian. Dan bersyukurlah kalian kepadaKu dan janganlah kalian mengkufuriKu

Mudah-mudahan hidup kita bersama dengan keluarga, selalu mendapatkan perlindungan dari Allah swt. dan diselamatkan dari I’rod  atau berpaling dari mengingat Allah (al-Qur’an).

Karena itu, Ilmu adalah segala-galanya bagi umat manusia, ilmu adalah penentu nasib manusia. Dengan ilmu manusia akan selamat, tanpa ilmu manusia akan tersesat.  Kata pepatah perbanyak ingat pasti akan selamat.

Berikut ini, adalah diantara cara bimbingan agar mudah untuk mengingat hafalan al-Qur’an kita.

Diantara syarat utama bagi penghafal al-Qur’an adalah harus mampu membaca al-Qur’an dengan baik (tajwid) terlebih dahulu sebelum menghafal. Karanya, Jika saat ini kita masih merasa belum seberapa bisa membaca al-Qur’an dengan lancar dan baik, maka yang harus kita lakukan untuk sementara ini, adalah dengan memilih salah satu di antara dua opsi:

  1. Belajar membaca al-Quran, kemudian langsung diiringi dengan materi latihan menghafal dengan mengulang-ngulang satu atau dua ayat (sesuai kemampuan), setelah diadakan  perbaiki bacaan melalui tashih(pembetulan) dari ustadz/ah terlebih dahulu. Artinya. jangan langsung menghafalkan sebelum diyakini kebenarannya bacaannya, agar hasil belajar membaca kita akan terasa cepa bisanya dan hafalan kita nanti pun bisa menjadi baik dan berkualitas. Sehingga tidak akan gampang lupa. Kemudian, barulah disetorkan atau ditashihkan kembali kepada ustad/h kita.
  2. Perbaiki terlebih dahulu bacaan al-Qur’an 30 juz seluruhnya dibaca bi al-Nadhr (dengan melihat mushaf) didepan ustadz/ah. baru setelah hatam 30 juz. Dilanjutkan dengan program mengahafal secara penuh sedikit demi sedikit. (KH. Mudawi Ma’arif Al Hafidz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.