Saudaraku, ingatlah bahwa kematian itu niscaya dan di depan mata.Kita semua telah pernah mengalami ditinggal wafat oleh orang yang kita cintai.Kita semua telah mengalami kesedihan karena musibah kematian.Musibah itu memang seakan meremukkan tulang belulang.Kita semua yakin bahwa kita juga akan menyusul. Semestinya kesedihan ini mencambuk diri untuk lebih meningkatkan ibadah dan memperbaiki akhlak.
Kita yakin bahwa tak ada bekal untuk dibawa ke kubur, selain amal shaleh.Tapi mengapa kita sering lupa pada kematian?Mengapa merasa seolah akan hidup terus dan tak akan pernah mati? Mengapa sering lalai untuk memperbanyak bekal untuk dibawa pulang ke kubur? Inilah bukti bahwa iman kita masih lemah.Inilah kenyataan yang harus direnungkan secara mendalam. Saatnya kita mengikhlaskan diri dan selalu bersiap untuk kewafatan yang sering datang secara tiba-tiba.Sebaiknya setiap hari kita ucapkan pada diri sendiri : “Bagaimana jika ajalku tiba hari ini ? Maka saya harus bertaubat!”
Bersama kita sadar mati, siap mati, dan memperbaiki diri. Jangan lupa untuk selalu meminta maaf dan saling memaafkan satu sama lain. Ya Rahman, Ampuni semua dosa dan kesalahan kami, karuniai kami Husnul khotimah
Renungan Jum;at, 1 Sya’ban 1443 H
(@msdrehem)