Ada pertanyaan: Assalamualaikum, mohon sharingnya saya sudah menikah 1 tahun, baru mempunyai anak masih bayi dan tinggal dengan mertua (saya suami). Namun saya jujur ingin mandiri dan menghindari dosa karena kesal dengan mertua yang tidak 1 visi, dan kebiasaan dengan saya (sebagai kepala keluarga) walau mertua tergolong baik dan semenjak anak lahir banyak ngajarinnya (walau bagi dia hanya sharing info namun jujur saya risih banget). Padahal saya juga bisa sendiri. Wajar kalau kami belum mahir karena masih belajar merawat anak bukan berarti tidak mampu.
Saya ingin sekali ngontrak (bukan berarti memutuskan silaturahmi, karena saya akan nginep juga seminggu/ dua minggu sekali), namun harganya sama dengan daftar haji dahulukan mana ya? Karena jujur saya tidak betah namun juga saya sangat ingin haji (karna kita gak tau umur kita sampai kapan). Mohon bantuan sharingnya ya. Terima Kasih
Jawaban Ustadz: Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuhu. Alhamdulillah Anda diberikan anugerah oleh Allah swt nikmat yang banyak, istri, anak dan mertua yang baik dan perhatian. Dia dengan suka rela membimbinga Anda menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak, dengan memberikan nasehat dan berbagi pengalaman. Tapi Anda salah paham dalam mensikapi bantuan dan perhatiannya kepada Anda sekeluarga. Yang harus Anda sadari bahwa mendidik dan merawat anak itu tidak hanya butuh ilmu pengetahuan, tapi juga dibutuhkan pengalaman, dan orang tua lebih berpengalaman.
Jika Anda merasa tidak sevisi dengan mertua Anda, sehingga Anda khawatir akan berdampak buruk, maka hal itu bisa Anda komunikasikan dengannya baik-baik. Dengan berkomunikasi dan berdiskusi akan terjadi kesepahaman,dengan pemahaman yang sama maka Anda akan sangat terbantu dalam mendidik dan merawat anak Anda.
Terkait dengan pertanyaan Anda, mana yang harus didahulukan, kontrak rumah atau daftar haji?
Sebenarnya yang bisa menjawab adalah Anda sendiri. Mana yang lebih Anda prioritaskan dan dahulukan berdasarkan manfaat dan madharat dari setiap pilihan. Jika dengan tetap hidup bersama mertua, Anda merasa khawatir akan masa depan pendidikan anak Anda, maka mengontrak lebih baik, karena masa depan keluarga menjadi tanggung jawab Anda sendiri. andalah yang harus menjaga diri dan keluarga dari neraka. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(at-Tahrîm/66:6)
mengenai daftar haji bisa Anda tangguhkan, karena Anda belum terkena kewajiban untuk menuanaikan ibadah haji. Karena ibadah haji itu hanya wajib bagi mereka yang telah mampu. Allah berfirman:
وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ
haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. (QS. Ali Imron:97)
Tapi jika dengan Anda tetap hidup bersama mertua, masalah rumah dan pendidikan anak dapat diselesaikan dengan baik, maka haji harus menjadi prioritas. Wallahu a’lam bishowab. (as)– Amin Syukroni, Lc