Saudaraku, seorang ulama’ mengatakan: “Kasihan ahli dunia, mereka meninggalkan dunia sebelum merasakan nikmat yang paling nikmat di dunia ini, yaitu : Cinta Allah”. Cinta kepada Allah adalah substansi iman. Cinta kepada Allah adalah motivasi terkuat untuk mengoptimalkan ibadah kepada Allah. Cinta kepada Allah adalah sumber kenikmatan beramal shaleh. Cinta kepada Allah adalah rahasia istiqamah di Jalan Allah. Cinta kepada Allah adalah puncak kebahagiaan iman, puncak kekuatan iman. Cinta kepada Allah yang melahirkan syukur atas nikmat, dan sabar atas musibah.
Ketika kita merasakan nikmatnya shalat, enaknya shaum (puasa), bahagianya membaca Al-Qur’an, lezatnya berdzikir, senangnya bersedekah, indahnya i’tikaf, manisnya berda’wah, dan semangatnya semua amal ibadah, berarti kita sudah memiliki sebagian dari Cinta kepada Allah! Cinta suci ini semakin besar seiring dengan bertambahnya Ma’rifatullah kita, bertambahnya penghayatan iman, bertambahnya kesucian hati, dan bertambahnya mujahadah kita. Perlu disadari bersama Kelezatan amal ibadah tidak dirasakan oleh hati yang sakit, hati yang kotor! Keindahan amal ibadah tidak dapat dilihat oleh hati yang buta.
Banyaknya saudara kita yang berguguran dari masjid, berjatuhan dalam perjuangan tilawah Al-Qur’an, berhenti memperbanyak dzikir dan do’a, dan melemah dalam beramal, itu semua disebabkan oleh lemahnya rasa cinta kepada Allah dan kotornya jiwa akibat dosa…!! Astaghfirullaah…!!! Astaghfirullaah…!!! Ya Rahman…, Ampuni kami.., rahmati kami, karunia kami cinta kepadaMU