Hati Yang Membatu

  • Sumo

Saudara-saudari sekalian, Ramadhan sebentar lagi akan berakhir. Suasana Rahmah, barokah dan maghfirah Allah, beberapa hari lagi akan pergi dan meninggalkan kita. Masjid sepertinya akan kembali sepi dan Pengajianpun akan kembali lengang, sedang gema Al-Qur’an akan kembali menghening. Suasana berbuka puasa akan hilang, suasana tarawih, qiyamullail, i’tikaf, akan lenyap. Sepertinya kita akan kembali hidup nafsi-nafsi, dan akan kembali pada rutinitas yang melalaikan. Kita akan kembali memburu dunia, membesarkan bangunan dunia, memperebutkan dunia dengan cara kita masing-masing.

Nantinya akan kembali pula pada kebiasaan-kebiasaan lama kita masing-masing. Hasbunallah wa ni’mal-wakiel Beginilah keadaan kebanyakan dari kita menjalani Bulan Pendidikan ini. Mana buah atau hasil ibadah-ibadah shalat dan puasa kita ? Mana bekas-bekas tilawah dan tindak lanjut dzikir dan do’a kita ? Mana peng’amalan dari nasehat dan tausiyah itu ? Mana peningkatan iman itu ? Mengapa hati masih memendam dendam ? Mengapa lidah masih membiasa dusta ? Mengapa otak masih tercemar dosa ?

Mengapa anak belum mau minta maaf pada orang tuanya ? Mengapa menantu dan mertua masih berselisih ? Mengapa masih ada suami istri belum mau saling menerima dan memperbaiki kekurangan ? Mengapa sesama saudara belum mau membuktikan cinta ? Mengapa belum sungguh-sungguh bersiap untuk mati ? Mengapa kebiasaan-kebiasaan jelek itu masih dipertahankan ? Tidak adakah di hati walau selubang jarum, jalan untuk masuknya cahaya hidayah ? Tidak adakah rasa takut pada adzab Allah ? Tidak adakah setetes air mata taubat untuk merubah diri ini ?

Sekarang, mari periksa hati kita, dan renungkan ayat-ayat mulia di atas, agar hati kita tidak membatu. Ya Rahman Ampuni kami..,rahmati kami.., satukan hati kami..

(@msdrehem)

Renungan Jum’at, 27 Ramadhan 1443 H

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.