Saudaraku, Agar i’tikaf kita efektif, kita membutuhkan penghayatan yang banyak, antara lain: Berniat i’tikaf pada setiap kali masuk masjid. Walaupun kita ke masjid hanya untuk shalat lima waktu..I’tikaf itu membutuhkan penghayatan niat ikhlas. Mengucapkan dalam hati keinginan untuk mendapatkan semua bentuk kebaikan dari Allah..
I’tikaf itu memerlukan penghayatan Ittiba’ (Mengikuti Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam-) dan Ihya-us-Sunnah (Menghidupkan Sunnah Nabi SAW yang dilalaikan oleh banyak orang). Selalu berusaha memperlama i’tikaf di masjid, semaksimal kemampuan. Afdhalnya ialah: I’tikaf selama 10 hari 10 malam terakhir bulan mulia ramadhan. Boleh i’tikaf hanya malam saja, atau hanya siang saja, atau hanya antara 2 waktu shalat saja, atau kurang dari itu. I’tikaf itu memerlukan penghayatan do’a malaikat untuk orang yang duduk menunggu waktu shalat..
I’tikaf itu memerlukan penghayatan pahala yang sama dengan pahala shalat terus menerus, selama berada di masjid, selama tidak batal wudhu’. Makanya dianjurkan untuk segera berwudhu’ setiap kali batal wudhu’. I’tikaf itu memerlukan pengkhususan waktu yang banyak untuk duduk sendirian berdzikir, bertafakkur, bertaubat, mengingat kematian.
I’tikaf itu memerlukan penghayatan permohonan solusi kepada Allah atas semua problem hidup yang sedang kita hadapi; dan yang sedang dihadapi oleh Ummat Islam di negeri kita, di negeri negeri muslim; dan di seluruh dunia. I’tikaf itu memerlukan kegiatan mencatat, terutama mencatat janji janji kita kepada Allah, mencatat dosa dosa yang akan ditinggalkan, mencatat inspirasi kebaikan, ide ide kebangkitan dan perbaikan diri, keluarga dan Ummat..I’tikaf itu memerlukan aktifitas kesungguhan mencuci hati dari Syirik, takabbur, hasad, sangka buruk, pemarah, pendendam, cinta dunia berlebihan, kemalasan belajar Islam, kemalasan beribadah, benci kepada sesama muslim, cinta dosa, kagum kepada ahli dosa, penyakit dan kotoran hati lainnya. Ya Robbi ya Rahman…,Terimalah amal ibadah kami dan ampuni dosa-dosa kami. (msd)