Ada seorang ibu yang berkonsultasi: Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Saya sudah menikah 16 tahun dengan suami, dan sudah dikaruniai 2 putra, berusia 15 tahun dan 2 tahun. Sejak menikah suami Saya tidak bekerja dengan alasan tidak suka berkerja dibawah tekanan Dan lebih memilih berwiraswasta. tapi usaha itu tidak berjalan dengan lama, dan akhirnya tidak dilanjutkan lagi. Saya yang akhirnya kembali bekerja untuk membantu perekonomian keluarga walaupun gaji Saya pas-pasan. Setelah beberapa tahun bekerja Saya memutuskan untuk berhenti, dan lebih memilih freelance saja karena saat itu tidak Ada yang mengasuh anak saya.
Suami Saya hanya bekerja serabutan saja sesuai dengan kemauannya. karena Saya berpikir suatu saat nanti dia akan berubah pikiran Dan mau mencari pekerjaan tetap. Tapi sampai di usia pernikahan saya yang ke 16 tahun ini suami tidak mau mencari pekerjaan tetap dengan bermacam macam alasan. sedangkan kami sangat membutuhkan biaya untuk hidup dan untuk pendidikan anak kami. Setiap Saya berusaha membicarakan soal pekerjaan kepadanya, pasti diakhiri dengan pertengkaran. dan suami Saya selalu marah setiap membahas masalah ini. kami juga mempunyai hutang diluar. Suami Saya selalu mengandalkan orangtuanya untuk membantu perekonomian rumah tangga kami. jujur saja ,Saya sangat malu Dan sedih dengan Cara hidup kami yang seperti ini.
Saya sudah berulang Kali mencoba menawarkan suami untuk bekerja sebagai supir taxi ataupun ojek online, tapi dia selalu banyak alasan. Saat ini suami saya bekerja 1x seminggu ditempat usaha temannya. Bukannya saya tidak bersyukur. tapi tidak mungkin mengandalkan penghasilan suami yang hanya bekerja 1x dalam seminggu. sayasebenarnya sudah sejak lama tidak tahan hidup seperti ini. seluruh keluarga Saya juga selalu menanyakan soal suami yang tidak bekerja. saya ingin kembali mencari nafkah sesuai kemampuan saya. tapi Saya tidak tahu harus memulai darimana. apalagi usia Saya sudah 41 thn. Sudah tidak mungkin bekerja di perusahaan manapun. Saya ingin usaha tapi terbentur di modal. Ada beberapa teman yang menyarankan untuk bercerai saja. tapi Saya kasihan dengan anak-anak sSaya. apakah Saya berdosa jika bercerai? Apa hukum dalam islam tentang suami yang seperti ini? apa yg harus Saya lakukan? Wassalamu’alaikum wr. wb
Jawaban Ustadz:
Wa’alaiumussalaam wr wb. Dalam kondisi keluarga anda sebagaimana yang anda ceritakan, seyogyanya tidak berputus asa apalagi dengan meminta cerai. Bangun komunikasi yang baik dengan suami (dengan bahasa yang lembut dan dalam kondisi yang kondusif) untuk secara bersama sama mencari solusi. Kehidupan pernikahan itu akan berhasil ketika suami istri saling bekerja sama ibarat sebuah tim. Apalagi kalau sudah punya anak, tanggung jawab suami istri akan lebih besar lagi. Tanggung jawab utama untuk memenuhi kebutuhan keluarga memang berada di pundak suami. Karena itu, setelah menikah suami patut berpikir lebih dewasa untuk bisa membahagiakan istri dan anak-anaknya lewat penghasilan yang dia bisa dapatkan.
Tapi tetap saja, tidak semua suami berpikiran dewasa. Ada beberapa diantaranya yang justru seolah melepaskan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dia sama sekali jadi pemalas dan bahkan tidak mau bekerja. Kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan seorang istri supaya tidak hidup dalam tekanan dan rasa stress. Daripada marah karena suami nganggur dan malas kerja, jauh lebih baik untuk memotivasi suami untuk membangun kembali semangatnya.
– Motivasi dia supaya semangat mencari kerja
Kalau suami sedang menganggur, penting sekali untuk selalu menguatkan dan memotivasi dia. Karena semakin kamu marah, semakin sulit pula untuk membuat dia menyadari soal tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga.
– Minta supaya dia membantu di rumah
Saat suami malas bekerja, tidak ada pilihan lain selain memintanya untuk menggantikanmu mengerjakan pekerjaan rumah. Misalnya, kalau kalian punya anak balita yang harus diurus sementara kamu harus pergi bekerja, mintalah suamimu untuk ambil alih pekerjaan itu. Bagilah tugas rumah tangga bersama dengan dia baik membereskan rumah, membuang sampah, mencuci pakaian, menyedot debu atau bahkan memasak.
– Dorong dia untuk melakukan sesuatu yang produktif
Mungkin dia nganggur karena dorongan kemalasan yang timbul dari dalam dirinya. Nah, sudah saatnya untuk menjadi aktif kembali. Ingatkan dia bahwa perjalanan hidup yang kalian lalu adalah perjalanan yang masih sangat panjang. Karena itu, sudah waktunya dia harus bangkit dan bergerak aktif mencari inspirasi di luar. Misalnya, mendorongnya untuk pergi ke seminar-seminar bisnis atau usaha.
– Temukan hobi dan kecenderungannya
Berikanlah masukan kepada dia bagaimana kalau dia sebaiknya memulai bekerja dari hal yang menjadi hobinya atau kesenangannya, menggali apa yang dia gemari dan membuatnya aktif. Melakukan hobinya bisa jadi akan membantunya untuk menemukan pekerjaan baru.
Demikian sebagaian tip yang mungkin bisa memberikan motivasi suami agar segera menyadari tanggunggjawabnya sebagai kepala rumah tangga
Dan satu hal yang lebih penting dari itu, bahwa sumber dari semua kebaikan itu adalah Allah, karenanya mendekatlah kalian kepada Allah dengan berupaya optimal beribadah dengan yang terbaik dan berdoalah dengan sungguh sugguh agar Allah berkenan untuk memberikan kemudahan, taufiq dan ridho-Nya. Wallahu a’lam bishshawaab
Wassalaaamu ‘alaikum wrwb.
— Agung Cahyadi, MA
http://konsultasisyariah.net/konsultasi/detail/14610/hukum-suami-tidak-bekerja.html