Dikisahkan ada seorang laki-laki ahli ibadah di zaman dahulu kala. Ketika ia mengetahui bahwa di desanya atau desa sebelah terdapat sebuah pohon yang dikeramatkan dan disembah oleh warga, iapun bergegas untuk menebang pohon tersebut, dengan niat ikhlas karena Allah. Di terngah jalan menuju pohon tersebut, ia dihadang oleh syetan/jin yang menyamar sebagai seorang laki-laki. Syetan itu berusaha menghalangi si ahli ibadah.
Akhirnya terjadilah perkelahian yang dalam waktu singkat dimenangkan oleh si ahli ibadah. Namun sebelum si ahli ibadah meneruskan perjalanannya menuju pohon, syetan yang kalah tersebut tetap berusaha merayunya. Syetan menawarkan kepadanya bahwa jika ia menunda penebangan pohon tersebut, ia akan mendapati uang dibawah bantalnya setiap hari, yang bisa digunakan untuk menutupi kebutuhannya sehari-hari, sehingga tidak lagi menjadi beban dan tanggungan orang lain seperti biasanya. Si ahli ibadah memang miskin, maka iapun terkecoh dan akhirnya setuju dengan tawaran tersebut. Selama beberapa hari, memang benar ia selalu mendapati setumpuk uang di bawah bantalnya, sesuai janji jin/syetan tersebut. Namun ternyata itu tidak berlanjut, sehingga pada hari-hari berikutnya, ia tidak lagi mendapati uang yang dijanjikan. Maka ia pun naik pitam. Ia merasa bahwa laki-laki yang sebetulnya jelmaan syetan/jin tersebut telah ingkar janji. Maka iapun mengambil kapaknya dan dengan marah bergegas menuju pohon untuk menebangnya. Namun di tengah jalan, ia dihadang lagi oleh si laki-laki jelmaan syetan/jin yang sama, dan yang berusaha menghalanginya. Akhirnya terjadilah perkelahian lagi antara keduanya, namun kali ini si ahli ibadahlah yang kalah. Setelah berhasil mengalahkan si ahli ibadah, syetan tersebut pun berujar, “Kemaren dulu kamu bisa mengalahkan aku sebab kamu berniat menebang pohon itu, semata-mata ikhlas karena Allah, namun sekarang kami bisa dengan mudah aku kalahkan sebab kamu berniat menebang pohon itu demi uang”. Ini adalah sebuah kisah yang memberikan pelajaran kepada kita bahwa keikhlasan akan mendatangkan kekuatan, khususnya kekuatan rohani, bahkan juga termasuk kekuatan fisik