Keluarga Tidak Harmonis

  • Sumo

Pertanyaan: Assalamu’alaikum…Saya ibu rumah tangga, sudah menikah lebih kurang 5 tahun, dan mempunyai seorang putri usia 3,5 tahun. Entah kenapa sejak anak saya lahir, saya jadi hilang perasaan pada suami saya. Seakan saya tidak cinta lagi. Suami saya orang yang baik. Dia rajin membantu saya di rumah. Masak dan mencuci. Dia juga bertanggung jawab, semua keuangan dipercayakan pada saya. Tidak merokok, tidak ngegame, tdak suka keluyuran (terdengar aneh, suami sebaik itu, kenapa tidak nyaman?)

Alasan saya adalah, suami saya tidak romantis sama sekali. Dia sangat jarang memeluk, mencium atau bersentuhan dengan saya. Terlebih lagi satu-dua tahun belakangan ini. Ketika saya marah misalnya, dia tidak akan pernah membujuk saya, dia akan berdiam diri saja, kadang kami diam selama beberapa hari. Bahkan saat (maaf) berhubungan badan, dia tidak mencium saya (bercumbu) terlebih dahulu. Selayaknya suami yang sayang pada istrinya. Padahal diawal pernikahan tidak begitu. Untuk sekedar mencium pipi sayapun dia seperti enggan. Dan saya juga merasakan hal yang sama. Seakan semuanya sudah hambar.

Kami termasuk jarang melakukan hubungan suami istri. Walaupun dia sedang ingin, dia sangat jarang sekali meminta. Dan saya juga merasa enggan untuk menawarkan. Pernah kami tidak berhubungan badan selama 2 bulan. Padahal kami satu kamar. Sering kami berhubungan paling 1 kali sebulan.

Dia sangat tertutup. Sangat jarang bercerita apapun. Baik pekerjaan, masalah pribadi atau apasaja. Dia hanya banyak diam. Padahal saya selalu cerita, bahkan hal2 kecil, agar ada perbincangan saja. Saya merasa sendiri, tidak disayang, serasa tidak memiliki pasangan. Apa yang harus saya lakukan? Sudah ratusan kali niat bercerai terlintas di kepala saya. Karena saya tidak bahagia. Apakah itu bisa jadi alasan utk bercerai? Apakah hubungan kami sehat? Terimakasih banyak.

Jawaban: Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuhu. Semua istri mendambakan suami yang romantis, perhatian dan ekspresif. Baik dengan kata-katanya maupun dengan sikap dan perbuatannya. Itulah tabiat semua wanita, tidak ada yang salah dengan keinginan itu. Dan sungguh bahagia jika mendapati pasangan seperti itu. Memberikan hadiah pada momen spesial, mengucapkan kata-kata cinta dan mesra dalam hubungan.

Tapi kenyataan hidup tidak selalu seperti yang diinginkan. Terkadang tidak jarang sebaliknya. Melihat kenyataan suami yang tidak bisa romantis dan cenderung pendiam serta tidak ekspesif. Ada beberapa sikap yang bisa diambil seorang istri antara lain:

  1. Sabar menerima kenyataan itu.

Allah menciptakan manusia itu berbeda-beda. Secara jenis kelamin ada laki-laki dan perempuan. Karakter laki-laki dan perempuan juga tidak sama. Kebutuhan keduanya juga berbeda. Perbedaan itu juga terjadi pada sesama laki-laki dan sesama perempuan. Tidak semua laki-laki sama dan tidak semua perempuan sama. Karena itu jika mendapati bahwa suami anda tidak romantis, tidak perhatian dan tidak ekpresif, jangan berprasangka bahwa dia seperti itu karena tidak lagi cinta dan tidak membutuhkan anda. Sesungguhnya dia tetap cinta dan bertanggung jawab.

Jika kondisi suami anda kurang romantis, tidak ekpresif dan kelihatan kurang perhatian, maka menerima hal itu sebagai kenyataan adalah lebih meringankan daripada berharap dia mengubah sikapnya dalam waktu yang cepat, hal itu tentu tidak mudah diwujudkan. Jika itu takdirnya, maka menerima takdir itu lebih baik dan meringankan beban. Dan insyaAllah itu yang terbaik buat anda.

  1. Jangan terperngaruh dengan medsos

Kita tidak bisa lepas dari medsos. Dia telah menjadi bagian dari hidup kita. Dia telah menjadi kebutuhan hidup. Tentu medsos memberi dampak pada penggunanya. Medsos menampilkan hal yang sempurna dan baik. Dengan medsos, orang dengan mudah berbagi foto dan video kemesraan dengan pasangan. Hal itu yang membuat kita membandingkan diri dengan mereka yang ada di medsos itu. Benarkah orang yang berbagi kemesraan lewat foto dan video itu benar-benar sesuai kenyataan sehari-harinya? Tentu banyak yang tidak. Andapun bisa membuat foto dan video mesra dan membaginya di medsos. Untuk membuat foto dan video tidak memerlukan waktu lama. Sementara kemasraan yang sesungguhnya tidak bisa tercipta dalam waktu sesingkat membuat foto dan video di medsos. Jangan terpengaruh dengan medsos.

  1. Sosok romantis tidak harus seperti di TV,Film dll.

Semua orang ingin memiliki hubungan romantis dan mesra dengan pasangannya. Akan tetapi setiap orang pasti berbeda-beda cara mengekpresikannya. Ada yang mengpresikannya dengan berbagi kata dan benda yang menarik. Adapula yang menyampaikannya dengan kata yang biasa dan ekspresi yang kaku.

Membandingkan ekpresi mesra dan perhatian seperti yang di tv, film atau media lain tentu berat. Semua yang ada di tv dan film bisa jadi direkayasa agar lebih tampak menarik. Ada sutradara, ada sekenario, ada pengarah adegan dan sebagainya. Sehingga tampil sangat menarik.

  1. Tidak mengetahui caranya.

Banyak suami yang ingin lebih ekpresif dan lebih romantis, tapi tidak semua suami mengerti caranya dan mengerti apa yang membuat istrinya senang. Bukan tidak mau, tapi tidak tahu bagaimana caranya. Disini anda perlu berperan menyampaikan apa yang anda inginkan. Laki-laki tidak pandai menangkap isyarat. Laki-laki itu tidak mau ribet, maunya simple dan langsung saja. Hal ini berbeda dengan perempuan. Karena itu sampaikan apa yang anda mau agar suami anda belajar mengerti apa yang anda harapkan. Anda bisa mengawali dan berinisiatif lebih terdahulu.

  1. Nikmat saja.

Jika pada poin pertama disampaikan,bahwa anda harus menerima kenyataan itu, tentu tidak adil jika hanya berhenti sampai disitu. Karena itu untuk membuat anda lebih bisa menerima kenyataan itu, maka carilah kebahagiaan yang lain yang positif agar anda tetap memiliki hubungan yang baik dengan suami anda. datangilah komunitas pengajian, komunitas hobi dan lain-lain agar anda tidak tersibukkan dengan urusan pribadi. Semoga dengan berjalannya waktu dan usaha dari anda suami anda lambat laun belajar romantis dan perhatian.

Demikian yang bisa disampaikan. Wallahu alam bishowab. (as) — Amin Syukroni, Lc

Sumber: www.konsultasisyariah.net

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.