Setiap bulan Ramadhan tiba, kita menyaksikan suasana relijius terlihat dimana-mana, dengan meningkatnya kesadaran setiap muslim untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan tumbuh suburnya perilaku keagamaan dimana-mana. Fenomena tersebut bisa kita sadari dan kita maklumi, karena bulan Ramadhan bagi ummat Islam adalah bulan yang sangat istimewa, yang diantara keistimewaannya Allah menjadikannya sebagai bulan rohmah, bulan ampunan dan bulan pembebasan dari api neraka selama satu bulan penuh. Agar kita bisa meraih kebaikan-kebaikan tersebut, Allah SWT kemudian memformat satu rangkaian ibadah, yang jika kita benar dalam melaksanakannya, maka Allah menjanjikan pahala besar dengan teraihnya kebaikan-kebaikan itu semua, bahkan akan bisa mengantarkan kita untuk meraih derajat tertinggi disisi-Nya yaitu taqwa.
Padahal sebetulnya rangkaian ibadah Ramadan yang biasa kita laksanakan itu (puasa, sholat malam, baca Al-Qur’an, infaq, do’a, i’tikaf dan sebagainya), bukanlah ibadah baru, dalam arti bukan hanya diperintahkan untuk dilaksanakan di bulan Ramadan saja, tapi di bulan-bulan lainnya pun juga diperintahkan. Hanya saja di bulan Ramadan lebih ditekankan untuk dilaksanakan lebih intensif dan dengan pahala yang lebih besar jika dibandingkan bila amal-amal tersebut dilaksanakan diluar bulan Ramadan. Hal tersebut dimaksudkan diantaranya agar setelah Ramadan nanti, kita akan terbiasa untuk melaksanakan ibadah-ibadah tersebut tanpa ada rasa keberatan sedikitpun, karena memang sebenarnya ibadah-ibadah tersebut sesungguhnya merupakan kebutuhan kita bersama.
Untuk itulah yang penting bagi kita, bagaimana kita bisa mempertahankan dan bahkan meningkatkan semangat ibadah yang lahir di bulan Ramadan ini hingga bulan-bulan berikutnya setelah Ramadan nanti. Inilah sebetulnya salah satu pertanda berhasilnya ibadah Ramadan kita, yaitu ketika ibadah kita setelah Ramadan nanti lebih baik daripada ibadah kita sebelumnya.
Jadi sesungguhnya Ramadan bagi kita adalah satu momentum istimewa yang harus kita jadikan sebagai suatu madrasah, untuk mendidik diri kita, menempa diri kita dan menggembleng diri agar menjadi manusia bertaqwa yang mempunyai semangat tinggi dalam beribadah kepada Sang Pencipta secara konsisten (istiqomah). Sesunguhnya setiap amalan ibadah Ramadan itu bernilai pembinaan diri.
Puasa misalnya adalah sarana pendidikan yang sangat efektif untuk menahan segala kecenderungan negatif, dan sebaliknya ia memotivasi diri untuk melakukan berbagai macam kebaikan dan hal-hal positif. Demikian juga dengan infaq, yang sangat efektif untuk memerangi dan menghilangkan beberapa karakter negatif seperti sifat kikir dan serakah, dan sebaliknya ia bisa menumbuhkan rasa peduli dengan sesama dan melahirkan sifat kasih sayang. Demikian juga dengan sholat, yang sangat efektif – dengan jaminan dari Allah – untuk mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, dan sebaliknya ia merupakan sarana pensucian diri dan pelembutan hati.
Disinilah proses pendidikan kualitas diri dari Madrasah Ramadan itu terjadi. Untuk itulah seyogyanya kita dapat mengambil keberkahan Ramadan ini dari semua kreativitas positif kita dalam berbagai aspek kehidupan. Dan memang itu semua tidak mudah. Semua perlu kesungguhan, perjuangan, pengorbanan dan upaya optimal dari kita. Semoga Allah berkenan memberikan kekuatan dan kemudahan kepada kita dan berkenan untuk senantiasa membimbing kita ke jalan yang dicintai-Nya dan diridhoi-Nya. Amin.