Kita memang sangat perlu berdoa karena kita butuh Allah. Sebab kita memiliki banyak kekurangan dan kita punya segudang kesalahan bahkan lebih dari itu. Seandainya kita tidak punya kekurangan dan tidak ada kesalahan, kitapun butuh Allah agar diberikan sifat istiqamah sementara fluktuasi iman terus terjadi. Doa juga ada kaitan erat dengan pembersihan jiwa (tazkiyatun nafs ) karena setiap orang yang berdoa pasti ingat Allah. Sabda Rasulullah saw: ”Doa Adalah ibadah yang sesungguhnya”. (HR. At-Tirmidzi).
Karena itu Allah menjawab setiap doa hamba-Nya. Pengakuan dosa-dosa, istighfar dan taubat ataupun doa minta keistiqamahan dalam hidup ini agar senantiasa di atas ketaatan terhadap Allah. Serbagaimana firman-Nya: ”Mintalah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan.” (QS. Ghaafir: 60)
Coba lihat lanjutan ayat itu! Allah mengancam bagi setiap orang yang tidak berdoa dengan neraka jahannam. Kenapa? Karena orang itu tidak butuh Allah! Boleh jadi ia sombong karena limpahan hartanya sehingga merasa tidak perlu Allah? Apakah karena keilmuannya ia merasa menguasai segala permasalahan dan tidak butuh kepada Allah Yang Maha Alim itu? Apakah ia sombong karena nasabnya tinggi lalu tidak perlu minta kemuliaan kepada Allah yang Maha Mulia itu? Apakah karena karirnya semakin tinggi lantas tidak lagi memerlukan Allah Yang Maha Kuasa dalam segala hal itu? Ingat jangan sampai semakin tinggi prestasi duniawi justru membuahkan ancaman yang semakin berat. ”Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS.Ghaafir: 60)
Maha Suci Allah! Yang dengan Kemuliaan-Nya tanpa henti menjamin hidup manusia, dengan pemberian-Nya yang tak putus-putus dan memberikan semua permintaan dari berbagai kebutuhan hamba-Nya karena itu merupakan jaminan dari doa yang termasuk ibadah kepada-Nya. Namun kebalikannya bagi yang tidak meminta dan enggan berdoa kepada Allah. Allah anggap ia sombong dan tidak butuh kepada-Nya. Allah murka dan mengancamnya dengan neraka jahannam. Nabi saw. juga mengingatkan: “Barangsiapa tidak memohon pada Allah , Allah murka padanya”. (HR. At-Tirmidzi)
Cermati pula firman Allah: ”Dan bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat”. (QS. An-Naml: 62). Juga Firman-Nya: ”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tantang aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah-Ku) dan beriman kepada-Ku , agar memperoleh kebenaran”. (QS.Al-Baqarah: 186)
Dari firman Allah ini jelas sekali, kerugian besar bagi orang yang kesehariannya enggan menengadahkan kedua tangannya untuk memohon kepada Allah. Pada saat yang sama bisa kita saksikan banyak orang ketika ada masalah justru mengeluh pada sesama manusia. Sikap seperti ini bisa ada dua kemungkinan. Pertama, tidak tepat sasaran, akhirnya orang lain itu justru mencemooh dia. Akibatnya masalah yang dihadapi semakin berat. Kedua, tepat sasaaran tetapi tidak menyelesaikan masalah karena orang lain itu juga punya masalah. Kasihan. Betapa sering kita lihat orang-orang yang banyak dosa dan kesalahan bukannya kembali kepada Allah dengan mohon ampun dan bertaubat justru ia bangga menceritakannya kepada orang lain. Akhirnya ia membuka aibnya sendiri.
Orang yang senantiasa ingin mensucikan dirinya, tiada hari kecuali ia selalu berdoa dan mengingat kepada Yang Maha Suci. Ia terus memohon hidayah agar Allah mengampuni kesalahannya. Ia sangat yakin Allah senantiasa memanggil hamba-Nya Yang terus menjauh dari-Nya, apalagi hamba yang selalu mendekat kepada-Nya. Bagaimana mungkin Dia menolak yang mendekat pada-Nya. Simaklah hadits dari Salaman Al Farisi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi: ”Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha Mulia. Allah malu ketika seseorang mengangkat tangannya untuk berdoa kemudia akan ditolak permintaannya”.