Memberi Teladan

  • Sumo

Pada suatu masa ketika perbudakan masih ada di masyarakat Islam, ada beberapa budak yang mendatangi seorang ulama. Mereka berkata dan menyampaikan permintaan, wahai Imam kami ini para budak ingin merdeka (bebas), tetapi kami belum mampu memerdekakan diri kami sendiri. Maka buatlah fatwa tentang keutamaan memerdekakan budak, agar orang-orang tergerak beramal untuk membebaskan kami. Maka sang Imam menjanjikan akan berfatwa kepada para budak tersebut. Gembiralah hati para budak tersebut mendengar jawaban sang imam yang dijadikan panutan di kota itu.

Maka ketika datang hari Jumat para budak itu bergegas mendatangi masjid dan menempatkan diri mereka di shaf yang paling depan, dan bersiap untuk mendengarkan fatwa sang imam dalam khutbahnya. Akan tetapi fatwa yang ditunggu oleh para budak itu tidak diucapkan oleh sang imam dalam khutbahnya. Para budak berfikir mungkin sang imam lupa, sehingga tidak menyampaikan dalam kutbahnya. Maka pada Jumat berikutnya para budak itu menunggu sang imam menyampaikan fatwanya. Tetapi sang imam tidak juga menyampaikan fatwanya. Begitu juga pada khutbah-khutbah Jumat berikutnya, sang imam juga tidak kunjung menyampaikan fatwa yang diminta.

Hingga suatu ketika yang sudah agak lama sang Imam menyampaikan khutbahnya tentang keutamaan memerdekakan budak. Maka umat Islam kemudian berlomba-lomba memerdekakan budak mereka. Termasuk budak-budak yang pernah mendatangi sang Imam juga ikut dibebaskan. Mereka bergembira dan kemudian bersama-sama mendatangi sang imam. Mereka menyampaikan ucapan terima kasih atas fatwa sang imam sehingga mereka dibebaskan. Para budak ini juga bertanya kepada imam, mengapa begitu lama sang imam mengeluarkan fatwanya. Bukankah sangat mudah untuk sekedar mengeluarkan fatwa. Maka sang imam menjelaskan, bahwa dirinya selama berbulan-bulan itu mengumpulkan uang sebanyak harga yang bisa untuk membebaskan budak. Hingga sudah cukup jumlahnya maka dibelilah seorang budak kemudian dibebaskan. Setelah itu baru sang imam menyampaikan fatwanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.