Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa yang ingin diluaskan rizkinya dan ditambahnkan umurnya maka hendaklah ia melakukan silaturahim”. Dan kita tidak lupa bersyukur, karena rasa syukur itulah yang akan menambah nikmat, menambah rizki yang telah Allah SWT berikan kepada kita. “Jikalau kalian bersyukur ketahuilah sesungguhnya akan Aku tambahkan nikmat yang telah aku berikan, tapi jika kalian kufur sesungguhnya ingat azabku sangat pedih”. Dan mencari rizki ini hendaklah kita berusaha untuk mencari rizki yang halal, rizki yang baik. Allah SWT mengingatkan kepada kita, “Hai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.
Banyak sekali dampak-dampak dari makanan yang haram ini terhadap diri kita, tentu dampaknya adalah dampak yang buruk. Diantaranya Allah SWT akan menjadikan itu sebab tidak dikabulkannya doa. Ada kisah ada seorang yang disampaikan oleh Rasulullah SAW beliau menceritakan adanya orang laki-laki yang melakukan perjalanan yang sangat jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu kemudian orang itu menengadahkan kedua tangannya kelangit dan bermohon, “Ya Rob Ya Rob” padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram maka bagaimanakah akan diterima doa itu?
Ini menjelaskan kepada kita semuanya bahwasanya doa-doa kita bisa jadi tidak dikabulkan oleh Allah SWT lantaran makanan yang kita makan bukan makanan yang halal. Demikian juga makanan yang haram itu bisa mengikis keimanan kepada Allah SWT dan akan menjadikan hati kita menjadi hitam dan kelam yang akan semakin menjauhkan diri kita kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda dalam hal seorang yang meminum khomer beliau bersabda, “Tidakkah seorang peminum khomer ketika ia meminum khomer termasuk orang yang mukmin”. Kemudian disamping itu kita juga mengkhawatirkan bagi mereka yang terbiasa makan makanan haram itu mereka akan menjadi penghuni neraka. Nauzubillahimindzalik.
Tentu kita sebagai seorang muslim harus menjauhi yang demikian itu. Rasulullah SAW juga mengingatkan kepada kita, “Tidaklah tumbuh daging dari makanan makanan yang haram kecuali mereka neraka lebih utama baginya”. Kewajiban kita akan kerja keras dan kerja keras kita harus kita iringi dengan usaha, tawakal dan sekaligus menjaga dari usaha usaha yang dilarang oleh Allah SWT. Mencari rizki harus dengan kerja keras, tawakal dan silaturahim, rasa syukur dan semuanya tergabung menjadi satu dalam upaya mencari rizki.
Memang sudah menjadi tradisi atau bahkan itu sudah menjadi sistem diberbagai macam perusahaan, jika seandainya kesampatan kerja ataupun peluang kerja kadang-kadang ada yang diberikan ada yang ditenderkan tergantung sistem perusahaan itu bagaimana, bukan berarti ketika kita meminta kerja itu sama dengan meminta hasil akhir yaitu uang. Itu sangat berbeda sekali. Ini adalah meminta kesempatan kepada kita kerja dan itu adalah bagian dari usaha kerja keras kita untuk mencari peluang itu. Karena sesungguhnya kerja keras itu bukan karena ada pekerjaan akan tetapi sebelum ada pekerjaan itu bagian awalnya adalah mencari pekerjaan. Dan ini bagus sekali seandainya masing-masing kita berusaha untuk mencarinya dan bahkan memintanya. Jadi tidak ada salahnya seandanya kita meminta pekerjaan itu dari orang lain dan sekaligus ini bagian dari cara kita untuk bekerja keras sebelum mereka bertawakal kepada Allah SWT.
Jika kita memberikan kebaikan kepada orang lain dan orang lain tersebut membalas memberikan kita kebaikan maka pemberian dari orang lain harus diterima, karena jika ditolak akan menyaiti orang yang memberinya. Dianggapnya nanti kita sombong, dianggapnya nanti kita menyepelekan rezeki atau pemberian. Daripada kita menyakiti orang lain maka kita sebaiknya diterima saja. Tidak ada salahnya kita membahagiakan orang lain. Dan membahagiakan orang lain bagian daripada sedekah kita. Ini adalah contoh saling memberi sesuai sabda Rasulullah SAW, “Hendaklah kalian saling memberi hadiah maka akan saling mencintai”.
Disampaikan oleh Allah SWT, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah SWT maka akan diberikan jalan keluar untuk seluruh masalah-masalah hidupnya, disamping itu juga Allah SWT akan memberikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka. Memang rezeki itu tidak hanya berupa harta, bahkan kesehatan, bahkan ilmu, bahkan pemahaman, bahkan itu juga merupakan rezeki. “Ya Allah tembahkanlah kepadaku ilmu, dan berilah rezeki kepadaku berupa pemahaman”.
Jadi memang rezeki itu banyak sekali ragamnya dari Allah SWT akan tetapi memang yang sering kita jadikan pembahasan rizki itu selalu harta, selalu uang dan sejenisnya. Kemudian agar supaya kita bisa lebih luang, lebih mudah mendapatkan rezeki kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk bekerja keras, untuk membanting tulang, untuk memeras keringat. Akan tetapi ada hal-hal yang bisa kita lakukan disamping usaha keras itu adalah usaha-usaha yang sifatnya bukan hanya jasadiyah bukan hanya kerja keras, membanting tulang serta memeras keringat akan tetapi tetapi sifatnya rukhiyah. Seperti istigfar misalkan. Istigfar kita kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya itu akan mendatangkan rizki dari Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Nuh, “Maka aku katakan kepada mereka, mohon ampunlah kepada Tuhanmu sesungguhnya dia maha pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan memperbanyak harta dan anak-anak, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan didalamnya pula untukmu sungai-sungai”.
Ini semuanya Allah SWT berikan hujan yang lebat, tapi bukan hujan yang mendatangkan banjir dan musibah, tapi ini hujan yang mendatangkan rezeki dari Allah SWT. Juga diberika limpahan harta, juga anak dan keturunan, ini semuanya adalah akibat dari orang mau beristiqfar sebanyak-banyaknya. Yang membedakan kita orang yang bertakwa dengan orang yang tidak bertaqwa dalam mencari rizki itu adalah sandarannya. Biasanya orang yang tidak bertakwa adalah sandarannya hanya dari kerja kerasnya akan tetapi orang yang bertakwa menyandarkannya dari kerja keras sekaligus menyandarkannya kepada ketawakalan.
Jadi disamping ada usaha dari manusia yang memang harus dikerjakan dia yakin bahwasanya riski itu adalah milik Allah SWT dan Allahlah yang akan membagikan sesuai dengan kehendaknya. Dalam hal mencari rizki yang penting adalah kita sudah berusaha soal hasil itu Allah SWT telah tetapkan.
Demikianlah seperti yang Rasulullah kisahkan kepada kita dalam hal mencari rizki dan tawakal Rasulullah menggambarkan mereka yang mencari rizki dan bertawakal itu layaknya burung, dimana burung itu pagi hari keluar dari sarangnya, kemudian balik-bali disore harinya itu sudah dalam keadaan kenyang. Dan burung itu tidak tahu dimana rizkinya, dimana letak makanannya tetapi tidak ada burung yang pulang kesarangnya kembali dalam keadaan lapar. Inilah konsep islam dalam mencari rizki menyandingkan antara kerja keras, dan tawakal kepada Allah SWT.