Pertanyaan: Bismillah, saya ibu dari 3 orang putri yang sedang bingung menghadapi keadaan karena suami saya tempramen. Kadang kami yang di rumah menjadi sasaran luapan emosi ketika suami sedang ada masalah di kantor. Terkadang anak-anak juga menjadi sasaran luapan emosi suami. Sampai suatu malam suami sangat marah karena hal sangat sepele, anak saya malam makan roti dan selainya bececeran di lantai. Suami saya memang punya luka dan trauma masa lalu dari orang tuanya, kadang saya coba ajak bicara suka tersinggung. Saya harus bagaimana?Jawaban: Sebagai tanggapan dari pertanyaan yang anda sampaikan, dapat kami berikan tanggapan sebagai berikut:
Sadarkan suami anda bahwa perilaku dia yang temperamen itu menjadi masalah bagi dirinya dan orang lain. Sikap temperamen itu bisa merugikan dirinya dan orang lain. orang tidak akan merasa nyaman berada didekatnya dan orang lain bisa menjadi korban kemarahannya itu.
Jika dia belum merasa bahwa perilakunya itu menjadi masalah bagi dirinya dan orang lain, maka dia menganggap sikapnya itu wajar dan tidak mau berubah dan tidak berusaha mengurangi sikap temperamennya itu. Ibarat oang sakit, dia tidak menyadari kalau dia sakit, dia merasa baik-baik saja,maka dia tidak akan mau berobat. Dia akan mau berobat jika dia menyadari bahwa dia sakit dan perlu berobat. .
Suami anda harus menyadari bahwa dia itu punya masalah yang berdampak buruk kepada dirinya dan kepada orang lain.
Jika dia menyadari bahwa dirinya bermasalah,sarankan dia untuk berusaha melatih diri untuk menahan emosi. Kemampuan menahan diri dari amarah merupakan jalan ke surga. Rasulullah saw bersabda: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” (HR al-Bukhâri)
Jika penyeba utama dia bersikap temperamen itu adalah trauma masala lalunya, dan jika dia memerlukan bantuan ahli, doronglah dia untuk berkonsultasi kepada ahli, agar mampu mengurangi dan menghilangkan trauma masa kecilnya yang membuat temperamen. Semoga dengan begitu dia bisa sembuh dari temperamennya itu. Demikian yang bisa disampaikan, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishowab. (as)
Sumber: konsultasisyariah.net