Hidup tentram dengan kebeningan hati yang mampu mencerna seluruh peristiwa dan pengalaman hidup dengan penuh makna kebaikan dan keindahan di bawah kesejukan dari naungan Rahmat Allah adalah impian setiap hamba Allah. Karena itulah Allah yang amat sayang kepada hamba-Nya sudah menunjukkan jalan untuk mewujudkannya. Allah menjamin siapa yang meretas jalan ini pasti Allah curahkan RahmatNya sehingga hidupnya jadi penuh makna, kebaikan dan ketentraman jiwa.
Shalat malam. Inilah jalannya. Jalan menuju hidup penuh makna, kebaikan dan ketentraman jiwa. Istilah shalat malam disebut juga tahajjud atau qiyamullail. Allah menggambarkan bagaimana tentang orang yang senantiasa shalat malam dalam surah Al-Furqan: 63-64 : ”Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka menjawab dengan jawaban yang mengandung keselamatan dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri”.
Dalam surah Al Muzzammil ayat 6 Allah jelaskan manfaat qiyamullail: “Sungguh bangun malam itu lebih kuat(mengisi jiwa) dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan”. Seakan-akan Allah menyatakan bahwa bekal hidup berhiaskan Rahmat Allah dengan Qiyamullail. Kemudian Rasulullah saw. Memberikan motivasi dengan menjelaskan kehebatan Qiyamullail ini. “Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah qiyamullail (HR.Bukhari dan Muslim). Dan Nabi saw. Juga mengomentari orang-orang yang tidur sepanjang malam sampai pagi: ”Orang itu, syetan mengencingi kedua telinganya”. (HR. Bukhari Muslim)
Bisa dibayangkan kalau syetan setiap malam mengencingi telinga gara-gara tidak shalat malam? Berarti ? Najisnya syetan menumpuk pada dirinya. Bagaimana rasanya? Bagaimana keadaannya? Bisakah dia merasa nyaman, tentram? Sementara syetan dengan leluasa terus menerus mengencinginya? Imam Bukhari Muslim juga meriwayatkan hadits dari Abi Hurairah: “Syetan mengikat di kepala salah seorang diantara kamu ketika ia tidur dengan 3 ikatan, setiap ikatan dia selalul berucap: ”Untukmu malam yang panjang maka tidurlah”. Apabila ia bangun dan ingat kepada Allah maka lepaslah satu ikatan dan apabila ia berwudlu lepaslah satu ikatan lagi dan apabila ia shalat malam, lepaslah lagi ikatan yang ketiga. Maka ia bangun penuh semangat dengan jiwa yang tenang. Dan kalau tidak maka ia bangun dengan jiwa keruh, penuh kemalasan”.
Coba, bisa dibayangkan jika tidur lelap jadi kebiasaan tanpa shalat malam sudah berbulan-bulan , bertahun-tahun bahkan sepanjang hidupnya. Lebih fatal lagi kalau ia meremehkan shalat wajib? Bagaimana keadaan hatinya? Tentu ini berimbas pada sikap dan prilaku. Seperti apa keadaan rumah, kantor, masyarakat bahkan negara yang penduduknya malas shalat malam? Qiyamullail memang luar biasa. Itulah yang telah digambarkan oleh Hasan Al Bashri ketika beliau ditanya: ” Ada apa dengan wajah orang-orang yang bertahajjud cerah dan sumringah?” Beliau menjawab: Karena mereka itu bermesreaan dengan Ar-Rahman maka Allah berikan hiasan dari nur-Nya”.
Ibnu Al-Mukandir mengatakan: “Tidak ada yang lezat di dunia ini kecuali pada 3 hal: qiyamullail, pertemuaan dengan saudara seiman dan shalat jamaah”. Sementara itu Abu Sulaiman mengatakan: “Orang yang hobi qiyamullaili lebih lezat dari orang yang hobi bermain dengan permainannya. Andaikata tidak ada malam rasanya aku tak pingin hidup lagi di dunia ini”. Subhanallah. Ungkapan orang-orang yang merasakan kelezatan bermesraaan dengan Tuhannya di setiap malamnya. Anda ingin merasakannya? Bisa InsyaAllah. Masalahnya kenapa kita kadang masih berat untuk melaksanakannya?