Menjaga lidah dari bahayanya lidah adalah hal yang sangat mulia. Hal ini bukan berarti lidah selalu membawa mudhorat bagi manusia, karena lidah juga bermanfaat bagi manusia. Dengan lidah seseorang dapat berbicara dan menyampaikan maksud yang diinginkan. Namun harus disadari pula bahwa betapa banyak orang yang tergelincir karena lidahnya, akibat ketidak mampuan pemilik lidah menjaga dari ucapan dan kata-kata yang keluar dari lidah tersebut. Karena itu sangatlah urgen dalam kehidupan seorang muslim memahami bahaya dari lisan sebagaimana juga memahami akan manfaat lisan tersebut.
Dua hal penting yang sering diingatkan Islam kepada kita semua adalah menjaga dan memelihara dengan baik lidah dan tingkah laku. Rasulullah saw. berpesan kepada kita semua yaitu : “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah berkata yang baik atau diam.”
Pesan ini menekankan tentang pentingnya menjaga tutur kata, tidak mengucapkan hal yang buruk dan menyakiti hati, karena bertutur sembarang tanpa pikir akan membawa kepada krisis lain yaitu permusuhan, kekacauan bahkan pertumpahan darah. Maka dengan menjaga lidah dan tutur kata, dapat dipastikan akan terjalinnya kehidupan yang tenteram, damai dan sejahtera di tengah masyarakat sepanjang masa. Dalam konteks inilah Rasulullah saw berpesan supaya menjaga lidah dan tingkah laku agar tidak mengganggu dan melampaui batas atau menyentuh hak dan muruah (wibawa) orang lain.
Lidah memang tak bertulang, pepatah itu menggambarkan betapa sulit mengatur lidah ini. Terkadang dalam tempat-tempat perkumpulan, keadaan menjadi semakin seru bahkan akan menjadi segar, bila seseorang menyodorkan gosip ‘baru’. Terlebih bila sang pencetus ‘gosip’ pernah merasa dirugikan oleh ‘sang calon’ pesakitan. Yang ini bisa jadi akan tambah seru. Dia pernah disakiti, disinggung, dipermalukan, dijahili, ataupun yang serupa dengan itu. Maka rem lidah benar-benar sering blong.
Lidah adalah salah satu dari nikmat Allah. Manusia wajib memeliharanya dari dosa dan kemaksiatan, menjaganya dari ucapan-ucapan yang bisa menimbulkan penyesalan dan kerugian. Lidah akan menjadi saksi pada hari kiamat. Allah SWT berfirman : “Pada hari ketika lidah, tangan dan kaki menjadi saksi atas mereka terhadap apa-apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. An-Nur: 24)
Lidah juga termasuk nikmat Allah SWT yang sangat besar bagi manusia. Kebaikan yang diucapkannya akan melahirkan manfaat yang luas dan kejelekan yang dikatakannya membuahkan ekor keburukan yang panjang. Karena dia tidak bertulang, dia tidak sulit untuk digerakkan dan dipergunakan. Dia adalah alat paling penting yang bisa dimanfaatkan oleh syaithan dalam menjerumuskan manusia. Dalam hadits disebutkan : “Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan yang menyebabkan dia tergelincir ke dalam neraka yang jaraknya lebih jauh antara timur dan barat”. (Muttafaq ‘alaih, dari Abu Hurairah)
Dan lidah juga merupakan sarana mempermudah manusia menyampaikan maksud yang diinginkan kepada orang yang diajak bicara sehingga dengan itu orang yang diajak bicara akan memahami maksud dari orang tersebut. Jika lisan tidak ada maka seseorang akan sulit berbicara dan menyampaikan sesuatu yang diinginkan kecuali dengan bahasa isyarat.