Menjaga Sholat

  • Sumo

Allah subhanahu wata’ala memerintahkan ibadah sholat kepada umat Islam saat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam masih berada di Makkah. Sehingga ibadah sholat menjadi satu-satunya perintah ibadah di fase Makkah dan sebelum hijrah, Sholat adalah ibadah terpenting, tertinggi, dan perintah kewajiban pertama untuk muslim. Perintah sholat disampaikan Allah swt dalam peristiwa Mi’raj nabi ke Sidratul Muntaha.

Sholat adalah ibadah pertama yang diperhitungkan (hisab) oleh Allah swt. Sholat menjadi penentu bagi nilai ibadah-ibadah yang lain. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, Nasai)

 

Pentingnya menjaga sholat, wasiat terakhir Rasulullah saw sebelum wafat diantaranya adalah terkait Sholat. Sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Ucapan terakhir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah, “(Kerjakanlah) sholat, (kerjakanlah) sholat. Dan takutlah kalian kepada Allah atas hak-hak hamba sahaya kalian.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah)

Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Abu Bakar pernah mengimami mereka shalat di saat sakitnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membawanya pada kewafatannya. Hingga pada suatu hari, pada hari Senin, saat orang-orang sudah berada pada barisan (shaf) sholat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyingkap tabir kamar dan memandang ke arah kami sambil berdiri, sementara wajah beliau pucat seperti kertas. Beliau tersenyum dan tertawa. Hampir saja kami terkena fitnah (keluar dari barisan) karena sangat gembiranya melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Bakar lalu berkeinginan untuk berbalik masuk ke dalam barisan shaf karena menduga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan keluar untuk sholat. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi isyarat kepada kami agar, “Teruskanlah sholat kalian.” Setelah itu beliau menutup tabir dan wafat pada hari itu juga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sholat merupakan ibadah pengikat muslim yang paling terakhir, batas terakhir iman dan kafir, sehingga Umar bin Khattab menyeleksi dan memotivasi pegawai terkait sholat, termasuk dalam bersurat pada Gubernur. Dari Abu Umamah Al Bahili, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tali ikatan Islam akan putus seutas demi seutas. Setiap kali terputus, manusia bergantung pada tali berikutnya. Yang paling awal terputus adalah hukumnya, dan yang terakhir adalah shalat.” (HR. Ahmad)

Dari Zaid bin Tsabit, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Yang pertama kali diangkat dari diri seseorang adalah amanat dan yang terakhir tersisa adalah shalat.” (HR. Al Hakim At Tirmidzi).

Jika seseorang tidak sholat karena mengingkari kewajiban sholat, maka sepakat para ulama menganggap sebagai kafir, tapi kalau karena malas maka tidak sampai kafir, tapi ada perbedaan pendapat antar 4 madzab dalam mensikapinya.

Sholat adalah yang berat, perintah di Qur’an adalah Aqimush sholat : “menegakkan” sholat, bukan seperti perintah ibadah2 selain sholat yaitu “laksanakan”

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (sholat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 45)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.