Menjauhi Dosa

  • Sumo

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :  “Jauhilah kalian tujuh dosa besar; syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan cara yang benar, memakan harta anak yatim, memakan harta riba, lari dari medan perang, menuduh berzina terhadap wanita yang suci” (HR. Muttafaqun alaih). Hadits ini mengisyaratkan kepada kita wasiat Rasulullah saw dan taujihnya dalam mensikapi kehidupan yang serba komplek dengan membentuknya menjadi sebuah kehidupan yang indah dan bahagia; baik kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat.

Wasiat tersebut terkait dengan larangan-larangan Allah Swt yang merupakan dosa besar. Larangan-larangan tersebut merupakan dasar yang sangat fundamental.. Jika kesemua larangan tersebut dapat dijauhkan oleh umat maka akan tercipta kelangsungan hubungan harmonis insan dengan Allah SWT, keluarga dan masyarakatnya. Tercipta ketertiban dan keamanan lingkungan. Terjaga kesucian jiwa dan hati; baik pribadi, keluarga dan masyarakat dari segala kotoran bathin dan raga, sehingga kebahagiaan di dunia dan di akhiratpun dapat dicapai.

Manusia seakan menjadi tabiatnya untuk berbuat dosa sejak manusia pertama Adam a.s yang melanggar larangan Allah SWT karena bisikan iblis, maka manusia cenderung berbuat dosa, kecuali para Rasul yang maksum (terjaga dari dosa). Meskipun manusia cenderung berbuat dosa, kita tidak mengenal dosa turunan. Karena setiap anak Adam lahir dalam keadaan fitrah dan suci. Dan konsep Islam mengajarkan agar manusia selalu bertaqwa dengan melaksanakan perintah Allah SWT dan meningglkan larangan Allah SWT. Tetapi kemudian dia masih berbuat dosa karena kelemahannya, maka Allah SWT memberikan jalan-jalan penghapus dosa dari mulai istighfar sampai kepada taubat nasuha. Rasulullah SAW bersabda : “Setiap anak Adam pasti berbuat dosa, dan sebaik-baik pembuat dosa adalah mereka yang bertaubat”. (HR.Tirmidzi).

Bedanya iblis yang melanggar perintah Allah SWT tidak bertaubat sedangkan Adam melanggar larangan Allah SWT dia menyadari dan bertaubat. Bahkan Rasulullah SAW bersabda: “Kalau kalian tidak berbuat dosa niscaya Allah SWT akan mengganti kalian dengan kaum yang lain pembuat dosa, tetapi mereka beristighfar dan Allah SWT mengampuni mereka”.( HR.Muslim). Demikian nilai dosa itu kalau disadari akan menghantarkan manusia kepada ketaatan, karena pendosa itu jiwanya selalu gelisah dan kegelisahan itu yang menghantarkan dia kembali kepada Allah SWT dengan bertaubat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.