Ikhwah fillah, Sesungguhnya semua amal ibadah kita berfungsi sebagai pensuci jiwa. Karena itu efektifitas setiap amal ibadah kita amat sangat penting untuk dioptimalkan. Niat yang sewajibnya kita ucapkan dalam hati -selain niat ikhlas- ialah: “Saya akan menegakkan amal ini untuk mensucikan jiwaku dari semua kotoran dan penyakit”. Pertanyaan yang sejatinya kita tanyakan pada diri kita setiap selesai beramal: “Benarkah amal ini sudah mensucikan jiwaku? Kotoran apa dalam jiwaku yang telah dibersihkan oleh amal ini?”.Kesungguhan dalam mensucikan jiwa, itu barometer iman…Semakin tinggi iman seseorang, semakin besar kesungguhannya dalam mensucikan jiwanya…Sebaliknya, mengabaikan pensucian jiwa -apalagi menyepelekannya- itulah bukti kerendahan dan kelemahan iman.
Penyakit hasad, tidak boleh disepelekan. Penyakit takabbur, membutuhkan kesadaran dan pengakuan. Penyakit cinta berlebihan kepada dunia, memerlukan taubat dan istighfar yang terus menerus…Berbahagia dengan amal adalah satu tanda amal yang efektif, tapi bukan tanda bahwa jiwa benar-benar telah suci dari semua kotoran dan penyaki..t!!! Keberhasilan memaksa diri beramal dan membiasakan amal tertentu, itu tanda amal efektif, tapi sekali lagi, itu bukan bukti bahwa jiwa ini telah benar benar suci, sehat dan kuat…!!! Semakin besar tazkiyatun-nafs yang kita amalkan, semakin jelas terasa banyaknya kekurangan dan kelemahan diri ini…!!!