Menumbuhkan Rasa Percaya Pada Pasangan

  • Sumo

Saya baru menikah sekitar 8 bulan dan alhamdulillah dikaruniai Allah janin dalam kandungan 7½ bulan. Dalam trimester 1 dan 2 saya ada kendala sakit pada rahim, sehingga tidak bisa melayani suami saya seperti awal menikah. Kemudian, saya mendapati suami selingkuh dengan teman dekatnya. Mereka sudah menjalin hubungan selama 1 bulan, chat intens dan pernah 3 kali bertemu dengan melakukan ciuman dan pelukan. Saya juga sempat bertemu bertiga dgn perempuan itu dan ingin klarifikasi mengapa mereka melakukan hal tersebut. Dan mereka minta maaf serta berkomitmen tidak akan mengulanginya kembali.

Saya berdoa minta petunjuk kepada Allah agar dapat mengambil keputusan yang terbaik. Akhirnya saya memutuskan untuk bertahan sekuat saya. Suami saya menangis dan menyesali perbuatannya. Berjanji tidak akan mengulanginya lagi dan membuat saya serta calon anak kami bahagia dengan menjalani hidup lebih baik lagi. Saya berusaha melayani suami saya sepenuhnya. Tetapi rasa luka dari dalam diri saya terus terputar dan teringat semua kejadian itu. Saya masih merasa ketakutan untuk menjalani hidup bersamanya lagi. Apa yang harus saya lakukan ustadz agar saya lebih sabar, ikhlas, dan tumbuh rasa percaya kembali dengan suami saya. Sehingga bisa menjalaninya dengan baik dan maksimal?

Jawaban Ustadz:

Kami ikut merasakan beban berat yang anda alami, semoga Allah segera mengangkat beban berat masalah yang sedang anda alami. Allahumma aamiin.

Suami anda telah melakukan kesalahan dan dia sudah berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan itu. Untuk mengurangi rasa luka yang terus teringat maka kami coba untuk memberikan beberapa saran berikut, semoga bermanfaat:

  1. Terimalah yang menimpa anda sebagai ketentuan Allah dan takdirNya atas diri anda. Anda terpilih untuk mengalami hal itu karena Allah tahu bahwa anda mampu menerimanya dan kuat menanggungnya. Pandanglah bahwa itu semua terjadi untuk menjadikan anda lebih baik. Beberapa ayat dan hadits berikut bisa menjadi bahan renungan anda: Firman Allah swt:

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS. At Taghabun:11-13)

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah:286)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من يرد الله به خيرا يصب منه

Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan memberinya musibah.” (HR. Al-Bukhari)

  1. Hadirkan dalam diri anda bahwa setiap orang bisa terjerumus pada kesalahan, tak terkecuali suami anda. Dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang mau menyadari kesalahannya dan mau bertaubat. Bersyukurlah suami anda mau bertaubat dan berjanji tidak mengulangi kesalahannya. Rasulullah bersabda:

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Seluruh anak Adam berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat” (HR Ibnu Maajah)

  1. Anda telah memberi layanan yang baik kepada suami anda, pertahankan dan tingkatkan semampu anda. Semoga hal itu tidak membuat suami anda berpaling dari anda. Jika anda tidak bisa melayaninya karena kondisi anda semakin berat, maka sampaikan kondisi anda itu kepada suami anda, insyaAllah dia mengerti kondisi, bahwa kondisi anda sekarang tidak sama dengan keadaan anda sebelum hamil.
  2. Mintalah pendapat kepada suami anda tentang beragam hal tentang kehamilan dan anak, untuk memancing agar dia mau belajar memahami tanggung jawabnya kepada istri yang sedang hamil dan anak yang akan lahir. Lakukan obrolan ringan dan diskusi tentang beragam hal seputar  topic itu. Semoga dengan itu membuat dia semakin menjadi suami yang beranggung jawab.
  3. Mengenai perbuatan dia dimasa lalu yang masih melukai hati anda, sebaiknya anda bersabar dan terus berusaha melupakan. Memang tidak mudah, tapi insyaAllah bisa. Badai pasti berlalu. Yang bisa menyembuhkan luka itu hanyalah anda sendiri sendiri. Dan dengan menjadikan shalat dan sabar sebagai penolong,insyaAllah luka anda segera sembuh.

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Ara’d:11)

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk (QS. Al baqarah:45)
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا إِلَّا الْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalat.” (QS. Al-Ma’aarij: 19-23).

Demikian beberapa saran yang bisa disampaikan, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishowab. (as)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.