Saudara-saudari sekalian, Rasul shalallahu alaihi wasallam tercinta berpesan: ”Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan”. Terasa tak sabar hati karena ingin segera bertemu dengan malam pembebasan dari Api Neraka. Besar harapan, agar kita termasuk dalam daftar hamba Allah yang mendapatkan karunia menjumpai malam yang lebih indah dari seribu bulan. Harapan itulah yang menggerakkan lisan untuk selalu berucap: اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني “Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, senang memberi maaf, maka maafkanlah aku”.
Lailatul Qadar adalah malam yang akan dilewati semua orang, tetapi hanya yang beribadah pada malam tersebutlah yang mendapatkan pahala senilai beribadah lebih dari seribu bulan atau lebih dari delapan puluh tiga tahun tanpa terputus dan tanpa dosa. Malam yang sangat mulia itu sengaja dirahasiakan Allah SWT, agar kita bersungguh-sungguh beribadah, terutama di sepuluh terakhir Ramadhan, dan lebih khusus pada malam-malam ganjil.
Pada malam-malam tersebut semestinya kita beri’tikaf di masjid bersama istri atau suami dan putra putri bahkan seluruh keluarga. Layaknya dengan senang berekreasi ke suatu tempat yang indah beserta seluruh keluarga, lalu mengapa menuju masjid untuk berbahagia menjemput pahala, kita tidak menyertakan seluruh keluarga? Maka saatnya di malam-malam yang sangat mulia ini kita bersama keluarga duduk khusyu’ beribadah di rumah Allah. Marilah kita beri’tikaf, memakmurkan masjid dengan shalat tarawih, tahajjud ,tilawah, istighfar, dzikir, do’a, da’wah, zakat, infaq, sedekah, muhasabah diri, dan saling memaafkan.
Selamat bermujahadah untuk kebahagiaan dan kemuliaan yang sebenarnya. Ya Rahman, Jadikan kami sebagai hamba yang beribadah saat malam Lailatul Qadr, sehingga seluruh usia kami hanya berisikan ibadah dan saat kami menjumpaiMU nanti, hanya ridho dan surgaMU yang kami dapat (@msdrehem)