Saudaraku, Memakan bangkai itu haram. Apalagi memakan mayat manusia, Itu dosa besar. Menceritakan aib sesama muslim, itu sama dengan memakan mayatnya. Menyebarkan kejelekan sesama muslim, itu gosip, itu ghibah, itulah yang dimaksud oleh Ayat Mulia diatas. Alangkah besar dosa-dosa pertemuan-pertemuan kita, silaturrahim-silaturrahim kita yang dinodai dengan menceritakan dosa-dosa orang lain. Ingatlah betapa lezat kita membicarakan kesalahan-kesalahan orang lain. Saat itu dengan lahap kita mengunyah mayat amat busuk, sangat pahit, penuh ulat-ulat hidup. Ingatlah betapa sering kita menjadi pendengar setiap pembicaraan tentang aib-aib, rahasia-rahasia orang lain. Saat itu kita menjadi penonton yang turut menikmati orang yang menyantap mayat amat sangat busuk dan menjijikkan itu.
Iman kita masih lemah sehingga belum sensitif terhadap dosa ini. Iman kita masih lemah karena belum mual dan belum muntah ketika melakukan/melihat dosa ini. Kita perlu mujahadah tiada henti untuk meningkatkan iman. Kita juga perlu selalu sadar dan meningkatkan sensitifitas iman kita. Mari jaga mulut dari ghibah. Mari jaga mata dari menonton ghibah. Mari jaga telinga dari mendengar ghibah. Sadarilah…, sungguh pengghibah itu Kanibal hakiki…!!! “Ya Allah, jadikanlah kami cinta kepada iman. Hiasi iman itu di hati kami. Jadikan kami benci kepada kekafiran, kefasikan dan dosa. Jadikan kami orang-orang yang terpimpin”.