Bulan suci Ramadhan akan kembali datang untuk menyapa dan menyambut orang-orang beriman. Semoga Allah berkenan untuk mempertemukan kita semua dengan bulan yang istimewa tersebut. Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa dan bahkan paling istemewa, karena Allah dengan sengaja memberikan berbagai keistimewaan dan beragam keutamaan di bulan tersebut yang tidak Allah berikan di bulan-bulan yang lain. Oleh karenanya, Ramadhan merupakan momentum yang sangat istimewa bagi orang-orang beriman dalam upaya perbaikan dan perubahan diri untuk mencapai tingkat keimanan dan ketaqwaan yang lebih tinggi.
Untuk itu berbahagialah siapa saja yang dapat mengoptimalkan diri untuk memanfaatkan momentum istimewa ini. Semoga Allah berkenan mengkaruniakan berbagai keistimewaan yang memang Allah siapkan dan sediakan pada bulan Ramadhan ini, sehingga setelah Ramadhan nanti kita akan menjadi manusia baru yang tingkat keimanan dan ketaqwaannya jauh lebih baik daripada sebelumnya. Untuk bisa meraih berbagai keistimewaan dan keutamaan yang ada di bulan Ramadhan, sangat penting untuk melakukan berbagai persiapan untuk menyambut kedatangannya:
- Persiapan ma’nawiyah (spiritual)
Persiapan ma’nawiyah bisa dilakukan dengan memperbanyak ibadah sebelum Ramadhan tiba, seperti memperbanyak puasa sunnah, membaca Al-Qur’an, berdo’a, berdzikir dan lain-lain.
Rasulullah saw dalam mempersiapkan diri menghadapi datangnya bulan suci tersebut telah memberikan contoh kepada umatnya, diantaranya dengan memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban, sebagaimana diriwayatkan ‘Aisyah ra dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim:
وَمَا رَأَيْتُهُ – صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ
Artinya: “Dan aku tidak melihat Rasulullah saw berpuasa di suatu bulan yang lebih banyak daripada puasanya di bulan Sya’ban.“ Bahkan ‘Aisyah ra juga mengatakan:
لَمْ يَكُنِ النَّبِيِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَصُوْمُ فِيْ شَهْرٍ أَكْثَرُ مِنْ شَعْبَانَ فَاِنَّهُ كَانَ يَصُوْمُهُ كُلَّهُ
Artinya: “Nabi saw tidak pernah berpuasa dalam suatu bulan yang lebih banyak daripada puasanya di bulan Sya’ban. Sesungguhnya beliau puasa (di bulan Sya’ban) satu bulan penuh.“
- Persiapan fikriyah (akal)
Persiapan fikriyah dapat dilakukan dengan mendalami ilmu, khususnya ilmu yang berkaitan dengan ibadah Ramadhan, dan lebih khusus lagi ilmu yang terkait dengan puasa, agar memiliki wawasan yang benar tentang Ramadhan dan puasa Ramadhan, hingga nantinya ketika menjalani ibadah Ramadhan dapat melakukannya dengan optimal dan dapat meraih hasil yang maksimal.
- Persiapan jasadiyah (fisik) dan maliyah (materi)
Persiapan jasadiyah dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan, diantaranya dengan cara berolahraga, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, dan hanya mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal, sehat dan menyehatkan. Ini penting karena rangkaian ibadah yang telah terformat selama Ramadhan hanya akan bisa dilaksanakan dengan optimal oleh orang yang memiliki kesehatan prima. Adapun persiapan maliyah bisa dilakukan dengan menabung sebagian harta kita sebagai bekal berinfaq selama Ramadhan. (ACA)