Puasa Sunnah

  • Sumo

Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda: “Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah, kecuali Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh ribu musim.” (HR. Bukhari dan Muslim). Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- juga bersabda: “Allah Ta’ala telah berfirman: “Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali shaum, sesungguhnya shaum itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan memberi balasannya. Dan shaum itu adalah benteng (dari api neraka), maka apabila suatu hari seorang dari kalian sedang melaksanakan shaum, maka janganlah dia berkata rafats dan bertengkar sambil berteriak. Jika ada orang lain yang menghinanya atau mengajaknya berkelahi maka hendaklah dia mengatakan ‘Aku orang yang sedang shaum’. Dan demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, sungguh bau mulut orang yang sedang shaum lebih harum di sisi Allah Ta’ala dari pada harumnya minyak misik. Dan untuk orang yang shaum akan mendapatkan dua kegembiraan yang dia akan bergembira dengan keduanya: Apabila berbuka dia bergembira dan apabila berjumpa dengan Rabnya dia bergembira disebabkan ibadah shaumnya itu”.(HR. Bukhari dan Muslim)

Puasa termasuk dari ibadah-ibadah yang mulia lagi mempunyai keutamaan yang besar, saking besarnya sampai-sampai para ulama berbeda pendapat mengenai ibadah yang paling utama, apakah shalat atau puasa. Hal itu karena semua amalan anak Adam akan dilipatgandakan maksimal sampai 700 kali lipat kecuali puasa, pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah tanpa batas bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala berfirman, “Tidak ada yang dipenuhkan pahalanya tanpa batas kecuali orang-orang yang bersabar,” dan puasa mengumpulkan ketiga jenis kesabaran: Sabar dalam menjalankan perintah, sabar dalam menjauhi larangan, dan sabar terhadap takdir yang menyusahkan (berupa lapar dan haus).

Puasa -baik yang sunnah apalagi yang wajib- juga adalah perisai yang bisa melindungi bahkan menjauhkan pelakunya dari api neraka sejauh 70 tahun perjalanan, sebagaimana dia juga melindungi dari semua bentuk maksiat dan kemungkaran. Karenanya sangat wajar kalau Allah Ta’ala mensyariatkan ibadah puasa ini bukan hanya pada umat Islam akan tetapi kepada semua umat sebelum Islam, karena Allah ingin agar mereka semua mendapatkan keutamaannya.

Maka sudah sepantasnya bagi seorang muslim untuk bersegera mengamalkan amalan mulia ini dan hendaknya dia menanggung beban kesulitan yang sedikit itu (pembatal puasa) guna mendapatkan kebahagian yang besar ketika dia berbuka dan ketika dia berjumpa dengan Rabbnya pada hari kiamat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.