Rahmat Allah Melimpah

  • Sumo

coban rondo1Sebagai konsekuensi bahwa, Allah adalah Dzat Ar-Rahman Ar-Rahim, maka rahmat-Nya dalam beragam bentuk yang tak terbatas dan tak terhingga itu, ibarat hujan, akan selalu siap turun deras, tercurah lebat dan “nggrojok” hebat, setiap saat tanpa pernah putus sedetikpun, dan tiada kenal henti sekejappun. Dan curahan serta “grojokan” hujan rahmat-Nya itupun, juga seperti hujan air-Nya, siap “mengguyur” siapapun diantara seluruh hamba-Nya di muka bumi ciptaan-Nya ini! Namun pertanyaannya adalah, jika demikian halnya, mengapa kita dan banyak orang lain sering seakan terlewati oleh guyuran hujan rahmat-rahmat Allah itu?

Untuk menjawabnya, mari bertanya pula, saat hujan lebat turun, mengapa banyak dan bahkan kebanyakan orang justru tidak terkena curahan air hujan deras tersebut? Dan jawabannya tentu telah jelas sekali bagi siapapun. Yakni, karena mereka semua berada di dalam rumah-rumah, gedung-gedung, kendaraan-kendaraan, di bawah jembatan-jembatan, tenda-tenda, payung-payung, dan lain-lain. Dimana intinya, semua sarana tersebut telah berfungsi sebagai pelindung dan penghalang antara mereka dan curah hujan dari langit Allah. Sehingga siapapun, jika tanpa pelindung-pelindung dan penghalang-penghalang itu, tentulah derasnya air hujan akan mengguyur dan membasahinya secara langsung! Itu hanyalah ilustrasi dan permisalan penjelas saja untuk sekadar mendekatkan pemahaman dan memantapkan keyakinan.

Nah, demikian pulalah sifat hubungan antara kita dan rahmat Allah yang senantiasa siap tercurah setiap saat, dan dalam segala kondisi serta situasi. Dimana jika pada saat-saat tertentu, secara riil bukan sekadar asumsi atau perasaan saja misalnya, ternyata kita atau siapapun benar-benar terlewati oleh curahan hujan beragam rahmat itu, pastilah penyebabnya sama sekali bukan karena Allah sedang “cuti” bersifat Ar-Rahman Ar-Rahim. Itu mustahil bagi Allah Ta’ala. Akan tetapi pasti disebabkan oleh banyak dan beragamnya faktor penghalang dalam diri yang merintangi sampainya rahmat Dzat Ar-Rahman Ar-Rahim kepada kita. Persis seperti terhalangnya orang-orang yang di dalam gedung, rumah dan lain-lain, dari terkena curah hujan yang sedang deras mengguyur bumi!

Dan umumnya, faktor-faktor penghalang itu, tiada lain, adalah beragam dosa-dosa kita, ke-tidak syukur-an kita, ke-tidak sabar-an kita, seringnya kita ber-suudzan kepada Allah, kotornya hati yang merusak hubungan ukhuwah dan ikatan wala’ diantara kita, dan seterusnya dan seterusnya!

Oleh karenya marilah kita semua senantiasa sibuk mencari, menemukan dan menyadari faktor-faktor penghalang utama antara rahmat Allah tersebut. Lalu segera berusaha untuk menghilangkannya setelah mengetahui, menyadari dan mengakuinya. Seraya tak henti meyakinkan hati bahwa, seiring dengan hilangnya penghalang-penghalang itu, rahmat Allah sesuai tingkat kelayakan, kesiapan dan kemaslahatan menurut ilmu dan hikmah Allah, pasti akan langsung turun menghampiri kita,  Aamiin ya Rabb! (Ust. Ahmad Mudzoffar Jufri}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.