Sebelum Lonceng Kematian Tiba

  • Sumo

Saudara-suadaraku Rahimakumullah. Hari hari ini, begitu banyak terdengar berita kematian kerabat, teman, tetangga dan seterusnya. Satu hal yang mesti harus kita yakini adalah bahwa sesungguhnya waktu hidup kita didunia ini, setiap hari terus berkurang sampai pada saatnya nanti, pasti akan Allah hentikan. Menyadari hal tersebut, tentu kita tidak boleh terlena dengan gemerlapnya pesona dunia yang fana ini, tetapi harus fokus mengisi waktu-waktu kita untuk beramal baik sebagai bekal setelah mati nanti.

Karenanya Saudaraku. marilah kita pastikan untuk senantiasa mendirikan Shalat diawal waktunya. Sering seringlah kita membaca Al Qur’an, karena ia adalah pedoman hidup kita. Marilah kita manfaatkan waktu-waktu senggang kita untuk banyak berdzikir dan berdo’a kepada Rabb kita. Marilah berupaya untuk senantiasa peduli dengan sesama semampu kita.Marilah kita buang jauh-jauhsegala penyakit hati, karena ia dapat merusak amal baik kita.

Marilah kita maafkan mereka yang masih suka menyakiti. Marilah kita tetap tegur dan sapa dengan bijak mereka yang masih membenci. Jangan pernah bosan2 untuk mengajak kepada kebaikan dan kebenaran, meski tak seorangpun menanggapi. Ingatlah, kita semua -tanpa terkecuali-  adalah calon penghuni abadi akhirat, di dunia ini hanyalah sementara dan sesaat. Ketika nanti ajal kita tiba, maka dunia ini hanyalah tinggal cerita, sedangkan akhirat yang akan menjadi nyata..

Saudaraku, Sungguh, maut itu sangatlah dekat dengan kita, maka marilah bersegera untuk Memperbanyak bekal akhirat kita. Memperbanyak sahabat akhirat kita, agar dapatkan syafaatnya. Sebab apabila Lonceng Kematian itu tiba, maka tidak ada lagi yang berguna, kecuali amal ibadah kita. Waspadalah saudaraku, Marilah kita menjadi orang yang cerdas. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berikut :

الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ المَوْتِ، وَالعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

”Orang yang cerdas adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Ta’ala“. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Semoga Allah berkenan untuk senantiasa memberikan kemudahan, taufiq dan ridho-Nya

Agung Cahyadi, MA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.