Saudaraku, Dalam menyikapi persoalan, banyak keputusan emosional dan tak bijak karena diambil berdasarkan perasaan, tanpa melibatkan pertimbangan akal. Hasilnya ; nampak tak cerdas, tidak solutif atau tidak menyelesaikan. Contoh: Karena tak ingin membuat kecewa, maka kita memilih toleran bahkan mendukung pada kesalahan yang dibuat kelompok, keluarga, dan perwakilan kepentingan kita.
Sebaliknya, banyak pula keputusan-keputusan yang diambil hanya berdasarkan akal, tanpa melibatkan perasaan. Akibatnya, keputusan tersebut kering cinta, tak manusiawi, kurang memotivasi, kehilangan rasa ihklas dan tak ada orientasi akhirat sama sekali. Contoh: keputusan kepentingan bisnis, politis atau apapun yang semata-mata berlandaskan logika dan keuntungan sepihak tanpa peduli pada kerugian atau kesengsaraan pihak lain.
Keseimbangan antara kehalusan perasaan dan ketajaman logika yang bersumber dari iman serta selaras dengan tujuan kebaikan bersama itu sangat penting, agar semua keputusan terasa bijak dan menjadi berkah karena diridloi Allah. Ya Rahman, Karuniakan kami rasa kasih sayang, kecerdasan dan kebijaksanaan dalam bingkai iman agar setiap memilih keputusan, selalu mendapat dukunganMU. Aamiin (@msdrehem)