Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, maka sambunglah silaturrahim. Demikian pesan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam hadits yang diriwiyatkan oleh Imam Bukhari. Dengan demikian orang yang senang bersilaturrahim mempunyai peluang yang banyak untuk dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya. Agar silaturrahim kita lebih bermakna dan barokah. Berikut ini disampaikan Adab-Adab dalam bersilaturrahim. Yang pertama adalah Niat ikhlas, Seseorang yang melakukan silaturahim hendaknya diniatkan untuk mencari Ridho Allah SWT semata. Karena hanya dengan keikhlasan tersebut, amal baik kita akan diterima.
Adab yang kedua, Memulai dari keluarga yang terdekat. Silaturrahim dianjurkan dimulai dari keluarga yang terdekat dan terdapat hubungan darah. Rasulullah saw telah mewanti-wanti orang yang suka memutus hubungan keluarga. Rasulullah saw bersabda, ”Sesungguhnya rahmat itu tidak diturunkan kepada kaum yang di dalamnya ada seorang pemutus keluarga.” (HR. Bukhari). Dalam riwayat lain Rasulullah saw bersabda, ”Tidak masuk surga orang yang memutus keluarga.” (HR.Bukhari dan Muslim).
Adab yang ketiga adalah menyambung hubungan dengan orang yang memutuskannya. Rasulullah saw, menganjurkan agar setiap Muslim tetap berupaya menyambung tali silaturrahim dengan karib kerabat, walaupun mereka selalu berusaha memutusnya. Adab yang keempat adalah membawa sedekah saat silaturahim. Sedekah merupakan pintu silaturrahim dan persaudaraan. Rasulullah saw menganjurkan agar memberi sedekah kepada yang lain, termasuk orang yang membenci kita. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw bersabda, ”sebaik-baiknya sedekah adalah sedekah yang diberikan kepada karib kerabat yang benci.” (HR.Hakim).
Adab yang kelima yaitu orang yang lebih muda sebaiknya mendatangi yang lebih tua, begitu juga seorang Muslim mendatangi yang lebih alim dan bertakwa. Dan adab keenam adalah menjaga etika saat silaturrahim, yang diantaranya : mengucapkan dan mendahulukan ucapan salam, berbicara yang baik, jujur dan menyenangkan, buat kesan yang baik, hangat penuh keakraban, menutup dan manjaga aurat khususnya dengan yang bukan mahramnya, berbicara hal-hal yang baik dan bermanfaat. Kemudian membawa oleh-oleh / buah tangan bagi yang dikunjungi meskipun tidak harus mahal. Kalau bisa membantu keluarga atau saudara yang membutuhkan. Kemudian tidak berlebih-lebihan dalam berpenampilan, menghindari sikap pamer yang dapat membuat orang merasa terganggu dan berburuk sangka kepadanya.