Pertanyaan: Ustadz, suami dan saya tidur pisah kamar sudah bertahun-tahun, walaupun kami masih berhubungan intim dan hubungan secara umum baik. Tapi ini sangat mempengaruhi saya, kadang saya merasa kesepian ditambah lagi suami kurang terbuka. Saya sudah bicarakan beberapa kali dengan suami, tapi tak ada kemajuan berarti. Akibatnya tiap ada masalah, saya mudah ngambek lama, dingin pada suami. Saya merasa tidak ada keintiman dan bonding yang kuat antara kami. Seolah kami jalan sendiri, punya pikiran masing-masing tentang masalah kami.
Akhir ini saya menjauhkan diri dari suami, bersikap dingin. Saya ingin tidak berharap keintiman dari suami, mungkin memang hubungan pernikahan kami ya seperti ini ala kadarnya, casual aja gitu kaya teman asrama. Saya ingin membiasakan diri. Tapi saya tahu dengan sikap saya sekarang suami merasa tak enak. Cuma dia tetap tidak mau membahas. Dan dia gak suka ngemis-ngemis cinta (begitu istilah suami). Saya dosa gak ustadz, dengan sikap saya?
Jawaban: Wassalamu alaikum warahmatullahi wabatakatuhu.
Salah satu tujuan pernikahan adalah menggapai kehidupan sakinah, mawaddah wa rahmah. Kehidupan yang penuh ketentraman, kasih sayang dan cinta. Potensi untuk saling mencintai antara laki-laki dan perempuan sudah Allah fitrahkan pada setiap orang, akan tetapi potensi itu harus diupayakan sehingga rasa cinta itu tidak bertepuk sebelah tangan. Sama-sama cinta, tapi tidak bisa mengungkapkannya atau salah menyatakannya, maka yang ditangkap pasangannya akan berbeda artinya. Sebagai contoh, seorang istri mengeluhkan ketidak romantisan suaminya. Ketika suaminya ditanya, apakah dia mencintai istrinya, dia bilang mencintainya, hanya dia tidak bisa mengungkapkannya dengan romantis.
Barangkali suami anda termasuk tipe suami yang tidak bisa basa basi dan hanya berbicara sepotong-potong dan hanya menyampaikan yang penting saja. Dan hal ini banyak terjadi pada laki-laki bukan hanya suami anda. Untuk itu anda dan suami perlu belajar saling mengenal dan belajar sosok laki-laki dan perempuan dari beragam referensi yang ada di media atau dari buku yang membahas perbedaan laki-laki dan perempuan. Misal bukunya Allan dan Barbara Pease dalam bukunya: Why Men Don’t Listen and Women Can’t Read Maps.
Menanggapai pertanyaan yang Anda sampaikan, maka kami bisa menyampaikan beberapa poin berikut:
- Anda dan suami tidak sekamar dan tidak seranjang ketika tidur malam hari adalah pilihan sikap yang tidak bijak. Hal itu hanya akan memperparah keadaan saja, Anda akan merasa kesepian dan terabaikan, sementara suami anda tidak merasa dibutuhkan, sehingga hubungan intimpun dilakukan hanya sekedar melampiaskan hasrat birahi saja, sehingga terasa hambar, tidak ada kenikmatan lebih dari sekedar melampiaskan hasrat seksual saja, titik.
Saran yang bisa kami sampaikan adalah anda dan suami harus tidur sekamar dan seranjang. Kedekatan anda secara fisik akan mempengaruhi kedekatan anda secara hati. Gunakan kesempatan bersama untuk bersenda gurau dan membicarakan hal yang ringan sampai yang serius. Kemesraan itu ada pada pasangan suami dan istri, hanya siapa yang mau mengawalinya. Tidak ada salahnya anda yang mengawali pembicaraan, karena wanita lebih pandai berbicara dan menjadikan apapun sebagai objek pembicaraan.
- Anda memiliki kesan bahwa suami anda tidak terbuka, penilaian itu bisa jadi benar, jika anda ukur dengan keinginan anda, anda ingin seorang suami itu terbuka dan mau cerita kepada anda dalam segala hal. Laki-laki tidak seperti itu. Laki-laki pantang menyampaikan masalah dihadapan istriya selama dia melihat bahwa dia mampu menyelesaikan masalahnya, dia tidak ingin istrinya terbebani dengan masalah yang sedang dia hadapi, dia akan menyelesaikannya dengan diam dan terus berusaha. Dia baru akan curhat ke istrinya jika merasa bahwa dia tidak lagi mampu menghadapinya sendirian. Tidak tidak ingin terlihat lemah dihadapan istrinya. Akan tetapai sikap laki-laki seperti itu ditanggapi perempuan sebagai tidak terbuka.
- Jika sumi anda tidak mau membahas masaalah ini, bisa jadi karena dia menganggap ini bukan masalah, sementara anda menganggap ini sebagai masalah yang harus diselesaikan, karena itu dia cuek saja, sementara anda merasa kesepian dan terasingkan.
Yang harus anda lakukan agar suami anda mengerti kemauan anda adalah, katakan apa yang anda inginkan darinya secara terus terang dan lugas, jangan memakai bahasa kiasan sambil berharap dia akan tahu maksud anda. Dia tidak akan mengerti dengan bahasa tubuh dan bahasa tidak langsung. Mungkin ini berat awalnya dan kelihatan anda yang butuh dia, sementara dia tidak butuh anda.
Perempuan harus menampakkan kebutuhannya pada suaminya, dan itu yang membuat suami merasa berarti. Karena laki-laki itu memiliki sifat pelindung dan pemimpin, karena itu dia sangat senang jika dimintai sesuatu yang menunjukkan sifat melindunginya dan sifat kepemimpinannya. Tentu tetap dalam batas permintaan yang wajar saja.
- Lakukan musyawarah. musyawarah akan menyelesaikan banyak masalah. Musyawarah adalah solusi pemecahan masalah yang disyariatkan. Musyawarah itu berbeda dengan hanya sekedar mengajak suami anda bicara. Musyawarah adalah membicarakan suatu masalah bersama yang disepakati atau membicarkan tema yang sama-sama dianggap penting, sehingga keduanya manyadari bahwa masalah itu adalah masalah bersama, bukan masalah salah satu, sehingga tidak ada yang merasa terintimadasi ketika suatu masalah itu disampaikan.
Jika suami anda menolak berubah bisa jadi dia tidak menganggap apa yang anda sampaikan sebagai masalah. Maka jika anda ingin mengajaknya bermusyawarah, pastikan bahwa masalah yang sedang anda hadapi adalah masalah dia juga, bahwa ketidak nyamanan istri akan berdampak kepada ketidak nyamanan keluarga.
Ini yang bisa disampaikan dan semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishowab. (Amin Syukroni)