Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surah Quraisy: Karena kebiasaan orang-orang Quraisy (1). (Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas (2).Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini(Ka’bah) (3). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan (4). Surah Quraisy termasuk salah satu surah Makkiyyah, yaitu surah yang diturunkan pada periode Mekkah dan turun setelah surah At-Tiin. Nama surah ini diambil dari ayat yang pertama “Li Iilaafi Quraisyin’Allah telah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu, ibadah adalah misi dan tugas manusia yang Allah tunjukkan. Hakikat ibadah yang merupakan tugas manusia ini adalah menyembah Allah. Salah satu faktor yang bisa menjadi motivasi bagi kita untuk menyembah Allah adalah dengan merasakan banyaknya ni’mat yang Allah berikan pada kita. Dalam surah Quraisy ini Allah mengingatkan ni’mat yang telah Dia berikan pada penduduk Mekkah, sehingga seharusnya kaum Quraisy menyembah Tuhan-Nya sebagai rasa syukur atas ni’mat yang telah Allah berikan pada mereka. Dengan cara seperti ini, ibadah tidak terasa sebagai kewajiban yang memberatkan tetapi kebutuhan yang pasti terasa ringan.
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan pada musim panas”
Mekkah merupakan negeri yang tandus tanpa tumbuhan sehingga penduduknya yaitu bangsa Quraisy banyak yang menjadi pedagang karena itu mereka sering sekali melakukan perjalanan. Pada musim dingin mereka melakukan perjalanan ke Yaman untuk berbelanja rempah-rempah dan parfum. Sedangkan pada musim panas mereka melakukan perjalanan ke Syam untuk berbelanja hasil-hasil pertanian. Bangsa-bangsa Arab yang lainnya menghormati perjalanan yang dilakukan bangsa Quraisy dan tidak berani mengganggu karena mereka adalah penduduk Mekkah, penjaga Baitullah sehingga mereka pergi dengan aman dan kembali dalam keadaan aman tanpa kurang suatu apapun, padahal saat itu sedang berkembang perampokan dan penjegalan. Dengan ni’mat perjalanan itulah, Allah mengingatkan agar mereka mensyukuri ni’mat itu dengan beribadah kepada Allah swt.
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah)”.
Ahli tafsir berpendapat bahwa masuknya “Fa: maka” kedalam ayat ini mempunyai arti syarat, maksudnya: jika mereka tidak menyembah Allah karena seluruh ni’mat-Nya, maka sembahlah Allah karena kebiasaan mereka bepergian pada musim panas dan musim dingin, ni’mat yang jelas nampak atas mereka karena mereka berada di negri yang tandus, tanpa tumbuhan.
Kemudian Allah jelaskan siapa Tuhan pemilik Ka’bah itu dalam ayat selanjutnya: ”Yang telah memberi makanan pada mereka untuk menghilangkan rasa lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan”.
Allahlah yang telah meluaskan rizqi pada mereka dan mempermudah pencariannya, dan Allah juga yang memberi keamanan dalam perjalanan mereka, tidak diganggu jiwa dan harta mereka sebagaimana dalam firman Allah:”Tidakkah mereka mempemperhatikan bahwa Kami telah menjadikan negri mereka tanah suci yang aman, padahal manusia disekitarnya saling merampok… (QS. Al-Ankabut: 67)
Yang demikian itu merupakan barokah dari doa bapak mereka, Nabi Ibrahim as: ”Ya Tuhanku, jadikanlah(negri Mekkah)ini negri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan pada penduduknya” (QS. Al-Baqoroh:126). Maka wajib bagi bangsa Quraisy untuk beribadah hanya kepada Allah yang telah memberi rizki pada mereka dan memberikan keamanan pada mereka.