Tadabbur QS Al-Muthaffifin: 1-9

  • Sumo

Para mufassir berbeda pendapat apakah QS Al-Muthafifin makkiyah ataukah madaniyah. Imam Az-Zarkasyi dalam tafsirnya Al-Kasyyaf berkata, “Surah ini merupakan surah makkiyah, ia turun sebelum hijrah, dan surah ini termasuk surah-surah makkiyah yang terakhir turun sebelum hijrah.”

Adapun Imam Ibnu Katsir mengatakan surah ini madaniyah karena turun setelah hijrah. Sedangkan menurut Imam Al-Qurthubi, surah ini adalah makkiyah, dinukil dari perkataan sahabat Ibnu Mas’ud dan Adh-Dhahak. Adapun menurut Ikrimah dan Al-Hasan, surah ini adalah madaniyah

Namun pendapat yang mengatakan bahwa surah ini makkiyah lebih kuat, sebagaimana dikatakan oleh Imam As-Suyuthi dalam kitabnya Al-Itqon fi Ulumil Qur’an bahwasanya QS Al-Muthaffifin adalah makkiyah yang turun sebelum Rasulullah saw hijrah, didalamnya diceritakan hal-hal yang berkenaan dengan masalah orang-orang baik (al-abrar) dan orang-orang jahat (al-fujjar), tentang kiamat dan balasan bagi orang-orang yang mendustakannya, serta surga bagi mereka yang beriman dan taat dalam menjalankan segala perintah Allah. Tema-tema seperti inilah biasanya yang menjadi stressing pembahasan surah-surah makkiyah.

Surat ini terdiri atas 36 ayat, diturunkan sesudah QS Al-‘Ankabuut dan merupakan surat yang terakhir diturunkan di Mekah sebelum hijrah. Al-Muthaffifiin yang dijadikan nama bagi surat ini diambil dari kata Al-Muthaffifiin yang terdapat pada ayat pertama.

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ

1. Celakalah bagi orang-orang yang mengurangi takaran!

Akar kata muthaffifin adalah thaffafa, yang berarti ‘membuat kurang, memberikan takaran kurang, bakhil’. Artinya, sengaja melakukan ketidakadilan dalam suatu transaksi. Tathfif berarti ‘kekikiran, hemat’, dan thafif berarti ‘kurang, sedikit, kecil, tidak berarti’.

Ini adalah gambaran tentang kecenderungan alamiah manusia dalam jual-beli dan perdagangan untuk mencoba memanipulasi timbangan demi keuntungannya sendiri, sering kali tidak jujur. Para pedagang Mekah dan Madinah tidak berbeda dengan pebisnis lain sepanjang sejarah.

الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُواْ عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ

2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,

Bentuk akar kata yastawfun adalah istawfa yang berarti ‘menerima sepenuhnya, lengkap, sampai nilai penuhnya, memenuhi’. Akar kata asalnya adalah wafa berarti ‘sempurna, memenuhi, ketaatan, kesetiaan’.

وَإِذَا كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ

3. Tetapi ketika mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka menguranginya.

Kaala artinya ‘menakar’. Yukhsirun berasal dari kata kerja khasira, ‘membuat rugi, kehilangan, tidak sampai, binasa’. Ketika muthaffifin (orang yang mengurangi takaran) berada dalam keadaan mampu memberi dan menerima secara adil, yang mereka lakukan dalam transaksi malah merugikan pihak lain dan menguntungkan diri mereka sendiri.

Tiga ayat ini bermakna sama: muthaffifin, yastawfun, dan yukhsirun, saling menguatkan satu sama lain dalam hal kecenderungan manusia untuk ingin selalu menang. Ayat-ayat tersebut menggambarkan bagaimana kita berusaha untuk cerdik dalam transaksi. Itulah sifat dasar kita yang ingin menang dan untung dalam segala situasi. Sementara, sifat mukmin, atau muslim, adalah selalu ingin mengendalikan kecenderungan ini ketika dirinya bertransaksi dengan orang lain yang memiliki potensi sama dengan dirinya. Inflasi terjadi bila kita berusaha mengambil lebih banyak dan memberi lebih sedikit. Ini berlaku bagi situasi sekarang, persis seperti terjadi di Madinah selama periode turunnya Al-Quran.

أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُم مَّبْعُوثُونَ

4. Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,

Ba’atsa berarti ‘bangkit, bangun, mengirimkan, menyebabkan’. Disini maksudnya bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban. Siapa akan dimintai pertanggungjawaban mengenai siapa? Kita semua akan dimintai pertanggungjawaban mengenai diri kita sendiri. Ini tentu saja menunjuk kepada alam akhirat, dan tentunya juga berkenaan dengan kehidupan ini. Dengan jalan apa pun, perhitungan ini akan terjadi baik kita suka atau tidak.

لِيَوْمٍ عَظِيمٍ

5. Pada hari yang besar.

Secara eksplisit, ayat ini merupakan penjelasan tentang hari ketika yang tertinggal adalah roh kita, di mana niat dan amal kita telah distempel. Hari besar ini bisa juga merupakan hari di mana kita siap untuk memperhitungkan diri kita secara utuh.

يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ

6. Pada hari tatkala manusia berdiri di hadapan Tuhan sementa alam.

Yawma yaqumu adalah hari di mana kita akan berdiri di hadapan Tuhan semesta alam (Rabbul ‘Alamiin) dan menghadapi catatan-catatan amal kita. Jika kita bersungguh-sungguh dalam Islam sepanjang waktu, maka kita selalu siap menghadapi Tuhan semesta alam. Qaama berarti, diantaranya, ‘berdiri, bangkit dari kematian’, dan menunjukkan bahwa si pelaku dipersiapkan untuk berinteraksi dengan apa yang menjadi tujuan dibangkitkannya dia.

Ayat ini berkenaan dengan akhir zaman untuk menyentak kita dari kelesuan kita saat ini. Ia mengingatkan kita bahwa ada suatu akhir, dan bahwa pada akhirnya kita akan dibiarkan tanpa dibekali apa pun selain buah dari niat-niat kita.

كَلَّا إِنَّ كِتَابَ الفُجَّارِ لَفِي سِجِّينٍ

7. Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam Sijjin.

Buku catatan kaum fujjar (orang-orang yang jahat, berakhlak rendah, sesat jalan) berada dalam Sijjin. Fujjar berasal dari fajara, yang berarti ‘membelah, mengakhiri, bertindak secara tak bermoral, turut dalam penyimpangan moral’. Subuh disebut fajr, karena ia mengakhiri malam. Seseorang disebut fajir jika ia sesat jalan. Ini berarti bahwa ia menyeleweng, merosot, keluar jalur. Kita semua adalah mutiara dalam untaian yang sama, dan sebutir mutiara hanya akan berarti jika ia dirangkai dalam sebuah untaian.

Akar kata sijjin, daftar setiap perbuatan yang tidak bermoral, adalah sajana, yang berarti ‘memenjarakan’. Sijjin adalah suatu pemenjaraan yang berlebih-lebihan, lebih permanen dan kekal. Dalam beberapa tafsir Alquran, kata ini dijelaskan sebagai nama lain dari jahannam (neraka). ‘Kitab’ disini berarti apa yang ditulis oleh orang yang telah melakukan kejahatan dalam kehidupannya. Ia adalah penulis biografinya sendiri, tentang segala perbuatannya, yang dihasut oleh niat-niatnya.

وَمَا أَدْرَاكَ مَا سِجِّينٌ

8. Tahukah kamu apakah sijjin itu?

Kata kerja adraka berarti ‘mencapai, mendekati, merenggut, merasakan, menyadari, matang’. Ia menunjukkan suatu pengetahuan yang lebih dalam dan lebih halus dibanding ketajaman buatan. Melalui perenungan yang dalam, maka realisasi dan pemahaman akan datang. Kita semua tahu apa itu belenggu, dan tahu akan seperti apa berada di bawah beratnya pengharapan dan kekecewaan. Kita harus bertanya kepada hati kita sendiri. Bagairnana sijjin, atau penjara kita, muncul, dan mengapa penjara seseorang berbeda dengan penjara orang lainnya? Itu karena kita menentukan situasi-situasi tertentu untuk kita sendiri.

كِتَابٌ مَّرْقُومٌ

9. Sebuah kitab yang ditulis.

Akar kata marqum (tertulis) adalah raqama, yang berarti ‘menulisi, menandai dengan hal-hal yang bersifat pengenal, membubuhi cap, menomori’. Ia juga bermakna ditetapkan dan dituliskan. Raqam berarti ‘nomor’. Maka kitab, atau apa yang dibicarakan, dapat diukur, dan ditulis dengan persis.

One thought on “Tadabbur QS Al-Muthaffifin: 1-9

  1. Asslkm… Saya membaca dan pernah mendengar ceramah tentang AQ s.Mutaffifin ini sebelumnya, namun Alhamdulillah ini penjelasan pembahasannya lebih lengkap n lbh jelas lagi.
    surah ini sesuai penjelasan di atas tentunya sangat penting sekali dalam keseharian kita apalagi bagi pedagang penjual dan pembeli dipasar juga khususnya bagi sebagian ibu2 jika melakukan transaksi jual beli…ini sangat sering sekali terjadi di pasar tradisionl apa lagi dalam hal tawar menawar, timbang menimbang n takar menakar…
    Sebelum mengetahui surah ayat ini, sy pernah melakukan hal tersebut d’ats sebagai pembeli… begitu mengetahui ayatnya alhamdulillah sudah tidak lagi..,insyaAllah… Tksh, Wass..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.