Tadabbur Surah At Takatsur

  • Sumo

Allah suhaanahu wata’ala berfirman dalam Surah At Takatsur:  1. Bermegah-megahan (ambisi/syahwat duniawi) telah melalaikan kamu. 2. sampai kamu masuk ke dalam kubur (mati). 3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), 4. dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. 5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang meyakinkan, 6. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam, 7. dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yakin (keyakinan pandangan mata), 8. kemudian kamu pasti akan ditanyai (diminta pertanggung jawaban) pada hari itu tentang keni’matan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

Ayat dan Hadits Terkait:

Allah suhaanahu wata’ala berfirman: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (QS. Ali Imran 3:183).

“Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?” (QS. Al-An’am 6:32)

Allah suhaanahu wata’ala berfirman “Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu” (QS. Al-Hadid 57:20).

Allah suhaanahu wata’ala berfirman “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi” (QS. Al-Munafiqun 63:9).

Allah suhaanahu wata’ala berfirman: (Cahaya itu) di rumah-rumah yang di sana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang, orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat) (QS. An-Nur 24:36-37).

Allah suhaanahu wata’ala berfirman “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya” (QS. Al-Isra’ 17:36).

Allah suhaanahu wata’ala berfirman “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS. Al-Qashash 28:77).

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah membaca surat/ayat (أَلْهكُمُ التَّكَاثُرُ), lalu beliau bersabda: “Anak Adam (manusia) biasa berucap: Oh hartaku, hartaku! Bukankah yang engkau miliki dari hartamu hanyalah yang engkau makan sampai habis, atau yang engkau pakai sampai rusak atau yang engkau sedekahkan sampai tunai? (HR. Muslim dan Ahmad).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Banyak-banyaklah mengingat pemutus kenikmatan-kenikmatan yaitu kematian” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasai dan Ahmad).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang yang cerdas adalah orang yang memuhasabahi (mengevaluasi) dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian. Sedangkan orang yang lemah (bodoh) adalah orang yang memperturutkan hawa nafsu dirinya dan hanya berangan angan saja kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak (dari majelis hisab) pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya dalam hal apakah ia habiskan, (2) ilmunya sudahkah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan di mana ia belanjakan dan (4) mengenai tubuhnya untuk apakah ia gunakan” (HR. Tirmidzi no. 2417, dari Abi Barzah Al Aslami. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dahulu saya pernah melarang ziarah kubur bagi kalian. Tapi (sekarang) ziarahlah.” (HR. Muslim), dan dalam redaksi Tirmidzi ditambahkan: “Karena ia (ziarah kubur) bisa mengingatkan pada akhirat. (amj)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.