Tadabbur QS An Nur 35 – 38

  • Sumo

Kata nur berasal dari akar kata nara-nauran, berarti menerangi, semakna dengan kata anara, nawwara, istanara. Dalam bentuk kata benda yang memiliki kedekatan makna dengan nur adalah nar, yaitu unsur alamiyah yang aktif mengeluarkan cahaya, panas, dan membakar, disebut juga dengan al lahab, ketika menjilat-jilat. Sedang nur berarti cahaya, yaitu penerang yang menjelaskan sesuatu sehingga terlihat hakekat yang sesungguhnya.

An Nur dalam surah ini menjadi dasar pembentukan akhlaq mulia. Terputusnya seseorang dari Nur Allah akan menempatkannya dalam kesia-sian hidup di dunia dan akhirat. Dan untuk membuktikan pengaruh nur Ilahi dalam pendidikan akhlak mulia, Allah SWT menunjukkan kekuasaan-Nya dalam contoh-contoh alam nyata.

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (35) فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآَصَالِ (36) رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ (37) لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ (38)

Artinya: Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (sesuatu), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manuisa, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah, dan dari membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. Mereka mengerjakan yang demikian itu supaya Allah memberi balasan kepada mereka dengan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunian-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas

1.Allah Pemberi Cahaya Langit dan Bumi

Allah menyebut diri-Nya sebagai “An Nur” sebagaimana Allah menyebut Al Qur’an juga dengan sebutan “Nur”. Firman Allah:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur’an). (QS. An Nisa’/4: 174)

Penggabungan kata “nur” dengan “samawat” (langit) dan “ardh” (bumi) untuk menunjukkan betapa luasnya jangkauan cahaya Allah, sehingga seluruh langit dan bumi menjadi terang. Abul-‘Aliyah berkata: “Allah menghiasi langit dengan matahari, bulan, dan bintang-bintang, dan menghiasi bumi dengan anbiya’ (para nabi) dan ulama’

a. Masuknya Nur Ilahi pada Orang-orang Beriman

Orang-orang beriman akan memperoleh cahaya itu ketika menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآَمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. (QS. Al Hadid/57: 28)

Dalam surah An Nur ini, pembahasan tentang nur Ilahi diletakkan setelah perintah bertaubat. Firman Allah:

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An Nur/24: 31)

Dengan bertaubat inilah orang beriman menemukan kembali nur Ilahi yang sempat lepas darinya kerena perbuatan dosa.

b. Perumpamaan Cahaya Allah

Al Qur’an mendekatkan pemahaman terhadap nur Ilahi itu dengan membuat perumpamaan terdekat, yang dapat ditangkap alat indera pada umumnya. Firman Allah :

مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ

Artinya: Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). (QS. An Nur/24: 35)

Perumpamaan ini adalah perumpamaan hidayah Allah kepada kaum mu’minin.

Ibnu Asyur, melukiskan perumpamaan itu, seperti yang dinukil oleh Abdul Halim Mahmud, mengatakan : “Al Misykat adalah perumpamaan hidayah dan petunjuk Allah yang meyakinkan, yang dilengkapi dengan bukti-bukti kuat tanpa ada peluang untuk ragu-ragu maupun mundur.

Cahaya yang terlindung dari pemadaman adalah perumpamaan Al Qur’an yang terjaga dari segala penyimpangan. Firman Allah:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al Hijr/15: 9)

Hidayah Islam adalah bagaikan cahaya penerang, yang menjelaskan segala sesuatu dengan benar. Kemurnian ajaran Islam dari kerancuan dan keraguan adalah bagaikan terangnya kaca dalam memancarkan cahaya. Dan wahyu Allah yang disampaikan baik berupa Al Qur’an maupun As Sunnah adalah bagaikan pohon yang banyak berkahnya, yang memberikan buahnya sepanjang waktu. Bayangannya menjadi teduhan bagi siapapun yang berlalu. Toleransi dan sikap moderat Islam dilukiskan dengan keberadaan pohon yang ada di pertengahan ufuq, tidak timur dan tidak barat. Islam adalah moderat antara sikap tegas yang menyulitkan dan sikap lunak yang melenakan. Dan keabadian bimbingan Islam digambarkan dengan kebadian nyala api lampu.

Pengajaran Al Qur’an dan penjelasan agama yang Rasulullah lakukan terhadap umatnya dilukiskan sebagai minyak yang bersih yang dapat terlihat dengan jelas oleh setiap orang yang berakal, mudah dicerna, dan hampir-hampir dapat dipahami tanpa diajari. Minyak yang diperoleh dari pohon zaitun, melambangkan perlunya ijtihad ulama dalam menggali hukum agama sesuai dengan berlalunya waktu.

Menurut penulis ada tiga hal penting yang dijelaskan dalam ayat ini, yaitu:

Pertama; Bahwa Allah akan membimbing kepada cahaya-Nya itu siapa saja yang Allah kehendaki. Pernyataan ini menjawab pertanyaan tentang banyaknya orang-orang yang tidak mendapatkan hidayah Al Qur’an (Islam), padahal begitu jelasnya Al Qur’an menguraikan permasalahan. Hal ini tidak lain karena pertama-tama hidayah itu atas kehendak Allah, sebelum keinginan akal. Firman Allah:  

إِنَّكَ لاَ تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Artinya: Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. (QS. Al Qashash/28: 56)

Ayat di atas meluruskan kegundahan Nabi yang merasa gagal karena tidak mampu mengislamkan Abu Thalib, pamannya yang telah banyak membantu da’wahnya.

Kedua; Allah SWT membuat perumpamaan bagi manusia ini agar menjadi peringatan bagi mereka lalu menjadi orang yang benar. Akan tetapi ada sebagian orang yang telah menikmati kesesatan sehingga perumpamaan-perumpamaan seperti ini tidak efektif lagi dalam memberikan peringatan. Padahal perumpamaan-perumpamaan adalah petunjuk yang paling mudah dipahami.

Ketiga; Allah Maha Mengetahui siapakah orang-orang yang benar karena mendapat hidayah dan siapa saja yang tetap dalam kesalahan. Pernyataan ini mengandung ancaman yang dalam jika direnungkan dengan seksama.

c. Sifat Orang-orang yang Mendapatkan Pancaran Nur Ilahi

Allah SWT menerangkan sifat orang-orang yang telah mendapat cahaya-Nya:

يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالآَصَالِ

Artinya: Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. (QS. An Nur/24: 36)

Cahaya Allah yang menerangi langit dan bumi itu memenuhi pula rumah-rumah yang membuat penghuninya selalu berhubungan erat dengan Allah. Terus menerus mendekatkan diri, selalu berdzikir, dan terlepas dari godaan-godaan duniawi.  Hudzaifah Ibnu Yaman berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya nur Ilahi itu jika telah masuk ke hati, ia akan lapang dan terbuka. Ada salah seorang sahabat bertanya: “Apakah ada tandanya Wahai Rasulullah? Rasul menjawab: “Ya, ada, yaitu menjauhi kehidupan ghurur (melenakan) dan menghadap kepada kehidupan abadi, dan bersiap-siap mati sebelum kedatangannya.  Sebagaimana ia berdzikir di dalam masjid, ia berdzikir pula di dalam rumahnya sendiri. Islam tidak membatasi peribadatan hanya pada rumah-rumah peribadatan tertentu saja. Sabda Nabi:

عَنْ ابْنِ عُمَرَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اجْعَلُوا مِنْ صَلَاتِكُمْ فِي بُيُوتِكُمْ وَلاَ تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا

Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Umar radliallaahu ‘anhu dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa dia bersabda : “Jadikanlah sebagian shalatmu di dalam rumahmu, dan jangan kamu jadikan rumahmu menjadi kuburan. (Hadits Riwayat Muslim, Turmudzi dan Ahmad)

Ciri-ciri orang yang telah mendapatkan nur Ilahi, yaitu:

1.Tidak terlalaikan oleh perniagaan duniawi. Mereka adalah orang-orang yang bertebaran mencari rizki di muka bumi, tetapi harta dunia itu tidak membuatnya lupa diri. Abdullah ibnu Abbas berkata: Mereka itu adalah para pedagang, akan tetapi ketika datang kewajiban-kewajiban dari Allah mereka tidak terlenakan dagangannya

2.Mendirikan shalat tepat waktu. Memenuhi syarat rukunnya. Menjauhkan diri dari perbuatan munkar sebagai konsekwensinya. Sabda Nabi:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ : سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ ؟ قَالَ : الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا , قَالَ : ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ : ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ, قَالَ : ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ : الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Artinya: Diirwayatkan dari Abdullah (bin Mas’ud) radliallaahu ‘anhu bahwa dia berkata : Aku bertanyat kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Amal apakah yang palingdicintai Allah?”. Dia berkata : “Shalat di awal waktu”. Dia berkata : “Kemudian apa ?”. Dia berkata : “Berbuat baik kepada kedua orang tua”. Dia berkata : “Kemudian apa ?”. Dia berkata : “Berjihad di jalan Allah”.. (H.R. Bukhari, Muslim, Nasa’i dan Ahmad)

3.Membayar zakat wajib maupun shadaqah sunnah, sebagai wujud pembersihan jiwa dari keterikatan duniawi. Firman Allah.

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا

Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan, mensucikan mereka. (QS. At Taubah/9: 103)

4.Sangat takut hari kiamat. Rasa takut mereka terhadap hari kiamat, terucap dalam setiap do’anya, tercermin dalam sikap perbuatan sehari-harinya.

إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا

Artinya: Sesungguhnya kami takut (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. (QS. Al Insan/76: 10)

Demikianlah ketakutan orang-orang beriman, terhadap pedihnya azab Allah di hari kiamat.

d. Balasan Orang-orang yang Mendapatkan Pancaran Nur Ilahi

Orang-orang yang hidup dalam pancaran nur Ilahi ini, memiliki sifat yang berbeda dengan kebanyakan penghuni dunia lainnya. Maka pantaslah mereka mendapatkan balasan Allah yang berlipat ganda, lebih baik dari apa yang pernah dikerjakan di dunia ini. Firman Allah:

لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya: (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS. An Nur/24: 38)

Allah menyediakan balasan amal kebaikan orang-orang beriman sepuluh kali lipat, tujuh ratus kali lipat, hingga kelipatan yang tidak terbatas.

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا

Artinya: Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat. (QS. Al An’am/6: 160) 

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menimbulkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah/2: 261) (diambil dari tulisan ust. Imam Fauzi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.