“Adakalanya anak bukanlah pendengar yang baik, tapi anak adalah Plagiat Yang Ulung. Berilah teladan yang baik untuk mereka “. Orangtua hendaknya selalu meng-upgrade pengetahuan dan kemampuannya dalam mendidik anak. Keterbatasan ilmu seringkali menyebabkan stress dan frustasi dalam menghadapi perilaku anak. Karena lemahnya pengetahuan pola asuh. Akibatnya anak juga stress, dikarenakan orangtua salah dalam melakukan pendekatan. Dari orangtua yang stress, anakpun juga stress.
- Usia 0 – 7 tahun, Jadikan anak sebagai raja.
Pada usia ini perlakukan anak layaknya sebagai seorang raja, full kelembutan dan dekapan kasih sayang. Asupan kasih sayang, kelembutan dan dekapan, kehangatan pada fase yang orang tua lakukan setiap hari akan berdampak bagi perkembangan perilaku anak. Ketulusan & keikhlasan akan mempengaruhi karakter anak. Di usia ini adalah usia emas. “Seringkali anak bukanlah pendengar yang baik,tetapi yakinlah anak adalah PLAGIAT YANG ULUNG.Berikanlah teladan yg terbaik. Full kasih sayang bukan berarti orang tua harus memanjakan anak berlebihan,tetapi tetaplah memberi batasan-batasan agar tidak menjadi anak-anak yang lemah.
- Usia 8 – 14 tahun, anak sebagai tawanan.
Diusia ini, orang tua harus sudah mulai mengajarkan disiplin pada anak. Kenalkan hak dan kewajiban, batasan-batasan,larangan.Yang boleh dan tidak boleh. Bukankah pada usia ini Rasulullah shalallahu alaihi wassalam mulai menganjurkan seorang anak untuk melaksanakan Kewajiban shalat 5 waktu.
- Usia 15 – 21 tahun, perlakukan anak sebagai teman/Sahabat
Di usia ini orang tua hendaknya memposisikan diri sebagai sahabat agar anak mau terbuka dan bercerita mengenai apa yang tengah mereka hadapi. Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu sendiri pernah berpesan: “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu.” “Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian.