Allah subhanahu wata’ala berfirman: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. [QS Al ‘Ashr]. Surat Al-‘Ashr terdiri atas 3 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Alam Nasyrah. Dinamai Al-‘Ashr (masa) diambil dari perkataan al-‘ashr yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Surat ini menegaskan bahwa semua manusia berada dalam keadaan merugi apabila dia tidak mengisi waktunya dengan perbuatan-perbuatan baik.
Dalam surat ini, Allah bersumpah dengan kata al-‘ashr. Semua bentuk sumpah Allah swt terhadap makhluk-Nya mempunyai tujuan dan hikmah, diantaranya sebagai berikut. Pertama, kita diperintahkan untuk mentadabburi (merenungkan) ciptaan-Nya. Salah satu contohnya adalah masa. Semua orang lalai lantaran tidak memperhatikannya, bekerja siang dan malam tanpa henti, bahkan tidak mengindahkan perintah Allah swt. Shalat jadi terabaikan, shalat hanya menjadi gerakan-gerakan tubuh yang tak bermakna, aspek ruhiyah shalat tidak pernah tersentuh sehingga tidak bisa mengusung perubahan pada diri yang melakukan sholat.
Kedua, merupakan salah satu bukti kekuasaan Allah swt, dimana Allah berhak berbuat apa saja tanpa dipengaruhi oleh siapapun. Ketiga, Allah swt bersumpah dengan waktu Ashar karena banyak orang yang lalai dengan waktu ini, dimana shalat Ashar merupakan shalat wustha yang disaksikan oleh para malaikat. Namun demikian, kita sebagai manusia tidak boleh bersumpah dengan menggunakan selain nama Allah swt, berdasarkan sabda Rasulullah saw, “Barangsiapa yang bersumpah hendaklah menggunakan nama Allah atau diam (tanpa bersumpah).”
Surat Al-‘Ashr memberitahukan kepada kita bahwa kunci kesuksesan hidup setiap orang tergantung pada empat hal, yaitu: ilmu dan iman, amal shaleh, berda’wah, serta sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan. Adapun yang terkait dengan amal sholeh, kita harus tahu bahwa amal shalih akan diterima oleh Allah kalau memenuhi dua syarat yaitu ikhlas dan mengikuti tuntunan Rasulullah saw. Yang dimaksud dengan berdakwah yaitu menyeru manusia kepada yang ma’ruf dan mencegah dari mungkar. Kewajiban berdakwah dibebankan kepada setiap muslim sesuai dengan kapasitas keilmuan yang dimilikinya, fardhu ‘ain untuk diri sendiri dan keluarga, dan fardhu kifayah untuk masyarakat umum. Ini didasarkan pada QS Ali-Imran :104. Dan, dakwah akan sukses bila dilakukan dengan: bil-haq, bis-shabr, dan bil-marhamah.
Sementara sabar berarti mampu mengendalikan hawa nafsu dalam menghadapi berbagai macam permasalahan. Sabar menurut ulama ada tiga : 1) sabar dalam ketaatan, 2) sabar dalam meninggalkan kemaksiatan, dan 3) sabar dalam menghadapi musibah.
Disebutkan dalam atsar sahabat bahwa tidak ada satu sahabat pun yang bertemu kemudian mereka berpisah kecuali mereka saling membacakan surat al-‘Ashr. Imam Syafi’i berkata: “Sekiranya Allah tidak menurunkan al-Qur’an kecuali surat Al-‘Ashr maka telah mencukupinya, karena surat ini telah mencakup seluruh ajaran Islam”.