Hidup ini penuh dengan liku-liku dan cobaan. Antara lain kesedihan dan keresahan karena memikirkan sesuatu yang belum tercapai, dan itu namanya “Al Ham” atau al Humuum “. Atau karena memikirkan sesuatu yang sudah terluput dari diri kita, dan itu namanya “Al Huzn” atau “Al Ahzaan” . Dalam hidup ini juga ada sesuatu yang membuat kita lemah dan tidak berdaya. Karena memang kita tidak punya sesuatu yang menjadikan diri kita kuat, antara lain adalah “Al ‘ajzu wal kasal” (Lemah dan bermalas-malasan) dengan alasan dan sebab apapun.
Ada unsur lain yang membuat diri kita juga lemah dan tidak berdaya, yaitu sikap “al jubn wal bukhl” (penakut dan bakhil). Kemudian juga ada situasi dan kondisi yang mana kita menjadi tidak berdaya dan tidak tegar, yaitu ketika kita di lilit oleh hutang piutang dan di kuasai oleh orang-orang Dzalim.
Inilah delapan macam masalah yang membuat orang itu tidak produktif, lemah dan tidak berdaya. Yang ini dirangkai dalam empat pasang yang Rasulullah saw sering sering memohon perlindungan kepada Allah dari hal-hal tersebut, yaitu : الهم والحزن Kesedihan dan keresahan, العجز والكسل Lemah dan bermalas malasan, الجبن والبخل Penakut dan Bakhil (Medit), غلبة الدين وقهر الرجال Terlilit Hutang dan Di kuasai oleh orang orang Dzalim yang diktaror dan sewenang wenang. Semoga kita semua terhindar dari masalah masalah tersebut dalam hidup kita.. Amiin ya Rabbal alamin.
Sahabat Anas bin Malik yang selama 10 tahun ikut membantu di rumah Rasulullah saw, sering melihat Rasulullah berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah SWT dan berlindung kepada-Nya dari Delapan perkara tersebut. اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن، وأعوذ بك من العجز والكسل وأعوذ بك من الجبن والبخل، وأعوذ بك من غلبة الدين وقهر الرجال
Kesedihan, keresahan dan keprihatinan itu boleh kita pikirkan kalau berkaitan dengan kehidupan akherat kita dan nasib serta perjuangan kaum muslimin, sebagaimana di sampaikan oleh Rasulullah saw di dalam Haditsnya: Barang siapa menjadikan seluruh kesusahannya terfokus pada satu perhatian, sabtu perhatian akherat nya, maka Allah akan memberi kecukupan padanya tentang kepentingan dunianya. Dan barangsiapa di Sibukkan dengan kepentingan kepentingan dunianya, maka Allah tidak peduli di lembah dunia yang mana ia binasa. H.R.Ibnu Mahad, Al Hakim dan Al Haitsami di dalam kitabnya at targhib wat targhib, dan di sahihkan oleh Al Albani. (abds)