Salah satu sarana untuk menperbarui iman adalah ziarah kubur. Karena saat ziarah kubur, ketika seseorang duduk disana sembari merenung, berdoa untuk diri sendiri dan orang-orang beriman yang telah meninggal dunia, serta ingat kematian. Ia berpikir, bagaimana seandainya ia sudah meninggal dunia dan disemayamkan di kuburan itu? Kira-kira ia dihisap Allah SWT seperti apa? Bagaimana jawaban yang ia berikan kepada-Nya? Apakah ia menjadi orang beruntung atau sebaliknya? Ia renungkan bahwa orang-orang yang dimakamkan di kuburan itu beragam. Ada orang kuat, orang lemah, orang dzalim, orang yang didzalimi, orang kaya, orang miskin, penguasa, rakyat biasa, remaja, orang tua, orang shalih, dan orang maksiat.
Mereka sekarang berada di bawah tanah. Mereka meninggalkan dunia dengan segala pesonanya dengan senang hati atau terpaksa. Berpisah dengan orang-orang yang mereka cintai, dan tidak ada yang mereka bawa ke kuburan selain amal perbuatan mereka. Siapa amalnya baik, kuburannya menjadi taman surga. Siapa amalnya tidak baik, kuburannya menjadi kubangan neraka.
Ketika menziarahi kuburan, ia ingat dosa dan kesalahannya. Ia konsentrasikan otaknya, lalu bertekad kuat tanpa ragu sedikit pun, untuk bertaubat dengan jujur dan beramal kebaikan sebanyak-banyaknya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menganjurkan kaum Muslimin menziarahi kuburan, dengan bersabda: “Ziarahi kuburan, sebab kuburan mengingatkan kalian kepada akhirat.” (Diriwayatkan Muslim, An-Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Al-Hakim).
Seorang wanita datang kepada Aisyah Radhiyallahu Anhu mengadukan hatinya keras, lalu Aisyah menganjurkannya rajin ingat kematian. Wanita itu mengerjakan perintah Aisyah, lalu hatinya tidak keras lagi dan berterima kasih kepada Aisyah atas nasihat yang ia berikan kepadanya.