Ziarah Kubur

  • Sumo

Salah satu sarana untuk menperbarui dan meningkatkan iman kita adalah dengan ziarah kubur. Ketika seseorang berziarah kubur ia bisa berhenti sejenak disana, duduk di sana, sembari merenung, berdoa untuk diri  sendiri dan orang-orang beriman yang telah meninggal dunia. Ia disana bisa meningat kematian. Ia disana bisa merenung sambil berpikir, bagaimana seandainya ia sudah meninggal dunia dan disemayamkan di kuburan itu! Kira-kira ia akan dihisab amalnya oleh  Allah SWT itu nanti seperti apa? Bagaimana jawaban yang ia berikan kepada-Nya? Apakah ia menjadi orang beruntung atau sebaliknya? Di kuburan ia akan selalu merenungkan terkait perjalanan hidupnya.

Ia renungkan bahwa orang-orang yang dimakamkan di kuburan itu beragam. Ada orang kuat, ada orang lemah, orang dzalim, orang yang didzalimi, orang kaya, orang miskin, penguasa, rakyat biasa, remaja, orang tua, orang shalih, dan orang yang suka bermaksiat. Mereka sekarang berada di bawah tanah, meinggalkan dunia dengan segala pesonanya dengan senang hati atau ogah-ogahan, berpisah dengan orang-orang yang mereka cintai, dan tidak ada yang mereka bawa ke kuburan selain amal perbuatan mereka. Siapa amalnya baik, kuburannya menjadi taman surga. Siapa amalnya tidak baik, kuburannya menjadi kubangan neraka. Kita berlindung diri kepada Allah SWT dari kuburan seperti itu. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menganjurkan kaum Muslimin untuk menziarahi kuburan, dengan bersabda,“Ziarahi kuburan, sebab kuburan mengingatkan kalian kepada akhirat.” (Diriwayatkan Muslim, An-Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Al-Hakim).

Seorang wanita datang kepada ummul mukminin Aisyah RA dan mengadukan kalau hatinya keras. Lalu Aisyah menganjurkannya rajin ingat kematian. Wanita itu mengerjakan perintah Aisyah, lalu hatinya tidak keras lagi dan berterima kasih kepada Aisyah atas nasihat yang ia berikan kepadanya. Seorang ulama rajin menemani beberapa muridnya melakukan ziarah kubur setelah shalat Shubuh dan ia memberikan nasihatnya di situ. Di salah satu nasihatnya, ulama itu berkata, “Jika Allah tidak menganugerahi kita mati di jalan-Nya, kita akan disiksa dengan siksaan pedih. Sebab, dosa kita amat banyak, sedang amal perbuatan kita kecil.” Usai berkata seperti itu, ulama tersebut menangis, dengan diikuti murid-muridnya aktivis Islam yang hadir di kuburan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.