Saudaraku, sungguh aku belum merdeka dari tekanan kehendak luar saat akan diam atau bicara. Aku belum merdeka hingga tak bisa menyampaikan kebenaran dengan cara yang kuyakin benar dan baik. Aku belum merdeka dari pemaksaan untuk menuruti sesuatu yang aku yakini sebagai kesalahan, kekeliruan, bahkan pembodohan. Aku belum merdeka karena sulit membuka sekat di fikiranku hingga aku terlalu bodoh untuk bisa mencerna dan berlapang dada dengan pemikiran orang lain.
Aku belum merdeka karena belum bisa membuka hati untuk bertoleransi, mencintai, memaafkan dan membahagiakan orang lain. Aku belum merdeka, karena jiwaku terpenjara sehingga mudah tersakiti lalu mudah menjadi penjara bagi orang lain. Aku belum merdeka karena belenggu harta hingga tak berani memberi dan sulit bersyukur dengan takaran juga takdirNYA. Aku belum merdeka karena masih menggadaikan hati kepada selain-NYA dan berpeluang “pulang” dalam keadaan tak saling ridlo denganNYA
Maka, beruntunglah mereka yang merdeka, yang bisa menghancurkan tembok pemisah antara dirinya dengan Allah, hingga di setiap keadaan selalu istiqomah dalam posisi mengagungkan Allah tanpa takut, tanpa riya’, ujub dan takabbur. Ya Rahman.., Merdekakan aku agar tak ada dalam pikiranku, hatiku dan sikapku, kecuali hanya beribadah padamu saja dan saat “pulang” kelak, langsung menuju surgaMU. (@msdrehem)