Dari Suhaib ar-Rumi, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:“Ketika penghuni surga sudah masuk, Allah bertanya, ‘Apakah kalian menginginkan sesuatu? (Bila ingin) pasti akan kuberi lebih.’ Mereka menjawab: ‘Bukankah Engkau telah mencerahkan wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka?’ Setelah itu, hijab penutup wajah Allah disingkap. Maka tidak ada suatu anugerah apa pun yang lebih mereka cintai selain memandang wajah Allah Azza wa Jalla. Lalu Rasulullah membaca ayat: “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada balasan yang terbaik (surga) dan tambahannya” (QS. Yunus: 26).
Inilah buah cinta yang paling besar, dan betapa besarnya nikmat pencinta ini, saat bertemu Kekasih setelah lama menanggung rindu, lalu memandang langsung tanpa terhalang apa pun. Terkait dengan hal ini Ibnu Qayyim menulis: “Nabi menjelaskan, bahwa dengan kesempurnaan nikmat surga yang mereka terima, mana nikmat yang paling mereka cintai adalah memandang Allah. Karena kenikmatan itu melebihi nikmat makanan, minuman, bidadari, dan nikmat surga lainnya.” Tak diragukan lagi bahwa nikmat ini terlalu besar dan tak terbayang sebelumnya. Ditambah lagi kebersamaan dengan Allah, karena seseorang akan bersama dengan yang dicintainya. Nikmat surgawi ini dicari oleh kaum ‘arifin, sementara mereka masih menjejakkan kakinya di bumi kehidupan ini.
Inilah buah yang bisa dipetik dari cinta. Hidup model apa yang diperankan oleh manusia yang tidak mencintai Pencipta-Nya? Rasa hidup yang bagaimana yang dirasakan oleh manusia yang menjalani beraneka keadaan dan suasana tanpa cinta pada Sang Pemberi segala kenikmatan hidupnya? Apa masa depan manusia yang bersusah payah menghabiskan dananya, menguras tenaganya dan megorbankan seluruh waktunya tanpa landasan cinta kepada Yang Maha Penyayang? Apa yang akan dirasakan, didapatkan kelak dihari qiyamat oleh manusia yang tidak mencintai Sang Penguasa Tunggal pada hari itu?
Namun jika hati kita bersih, jiwa kita suci, dan amal kita memadai, tentu kita akan bisa menangkap banyak firman Allah dan menyelami berbagai macam rahasianya yang terabaikan oleh ilmu dan pengetahuan manusia. Dengan ini pulalah kita bisa memahami tingkat pengetahuan para sahabat, dan betapa jauh tingkat pengetahuan kita dibandingkan mereka. Allah sungguh Mahatahu, dimana Dia menjadikan kelebihan bagi hamba pilihan-Nya.” “Bila dihatimu tidak ada kelezatan yang biasa kamu dapatkan dari amal yang kamu lakukan, maka curigailah hatimu. Karena Allah Maha Pemberi balasan.”
Semoga hati kita senantiasa merasakan kelezatan bermunajat, beribadah, melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya karena hati kita benar-benar memendam rindu teramat dalam pada-Nya. Simaklah doa Rasulullah saw yang rindu pada Kekasihnya: “Allaahumma inni as aluKa hubbaKa wa hubba man yuhibbuKa wa kulla amalin yuqarribuni ilaam hubbiKa” (Ya Allah aku minta cinta-Mu dan cinta orang yang menciantai-Mu dan segala amalan yang mendekatkan diriku pada cinta-Mu). (HR.At-Tirmidzi)