اِعْمَلُوْا آلَ دَاوُدَ شُكْرًا وَقَلِيْلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ
Allah SWT berfirman dalam surat Saba’ ayat 13: “Beramallah wahai keluarga Daud sebagai tanda syukur (kepada Allah) dan sedikit sekali dari hamba-Ku yang bersyukur”. Al-Sa`dy mengatakan bahwa Syukur itu adalah pengakuan hati akan nikmat yang dianugerahkan Allah, dengan penuh rasa harap untuk mendapatkannya untuk digunakan dalam ketaatan kepada Allah dan bukan dalam maksiat kepada Allah. Ni`mat yang Allah anugerahkan kepada Nabi Daud AS cukup banyak. Diantaranya gunung-gunung dan burung-burung ikut bertasbih mengulangi tasbih Nabi Daud AS, besi dilembutkan baginya, dan ahli dalam membuat baju besi.
Begitu juga keluarganyanya Nabi Sulaiman, dimana Allah anugerahkan ni`mat kepadanya, diantaranya: bisa mengarahkan angin, sehingga perjalanan sebulan bisa ditempuh dengan satu perjalanan di pagi hari, atau di petang hari, diberikan mata air yang salurannya dari tembaga, serta jin dengan izin Allah adalah tunduk di bawah perintahnya. Jin-jin itu bisa diperintah untuk membuat istana yang tinggi, pinggan-pinggang hidangan sebesar kolam dan periuk-periuk besar.
Bentuk syukur atas semua nikmat tersebut adalah dengan memperbanyak amal. Karenanya sholat itu adalah syukur, puasa itu adalah syukur dan semua yang baik niatnya karena Allah adalah syukur. Seperti kata Ibnu Katsir: “Taqwa kepada Allah dan amal sholeh adalah syukur” . Begitu juga semestinya bentuk syukur kita kepada Allah atas semua ni`mat yang dianugerahkan-Nya. Ni`mat yang begitu banyak, jangankan ni`mat yang kita minta, ni`mat yang tidak kita mintapun juga diberikan Allah kepada kita.