Bila Tertimpa Musibah

  • Sumo

Bila kita terkena musibah atau bencana, janganlah sekali-kali kita berburuk sangka kepada Allah. Sungguh Allah SWT tidak akan sekali-kali berbuat zhalim kepada hamba-hamba-Nya. Setiap yang Allah kehendaki pasti penuh dengan hikmah dan kebijaksanaan. Apalagi terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman, Allah pasti selalu memberikan yang terbaik, meski seringkali hal tersebut dianggap tidak menyenangkan. Allah SWT berfirman yang artinya: ”Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui. (QS Al-Baqarah: 216)

Sebaliknya, yang harus senantiasa kita lakukan setiap kali ditimpa musibah atau bencana adalah bersabar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ”Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ’Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali)’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al-Baqarah: 155-157)

Introspeksi Diri

Ketika bencana telah terjadi, salah satu hal penting yang harus kita lakukan adalah melakukan introspeksi diri. Barangkali datangnya musibah atau bencana itu tidak terlepas dari tingkah pola kita juga. Dalam hal ini, kita hendaknya memahami musibah atau bencana sebagai peringatan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karenanya kita harus melakukan instropeksi diri. Barangkali selama ini kita sering melanggar larangan-larangan Allah dan tidak patuh kepada perintah-perintah Allah. Dengan demikian kita harus segera kembali kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya. Marilah kita sesali segala perbuatan buruk yang selama ini kita lakukan, dan kita berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Disamping sebagai peringatan, musibah atau bencana juga hendaknya kita pahami sebagai ujian. Sebagaimana yang telah Allah firmankan dalam QS Al-Baqarah ayat 155 diatas, Dia memang akan menurunkan berbagai macam ujian kepada kita dalam kehidupan ini, salah satunya dalam bentuk musibah atau bencana yang menyebabkan rasa takut, berkurangnya jiwa, dan sekaligus harta benda. Dengan ujian itu, Allah hendak melihat apakah kita bisa bersabar ataukah tidak.

Waspadai Istidraj

Ketika suatu bencana melanda, jangan sampai kita yang tidak terkena bencana merasa bahwa kita selamat karena kita lebih baik daripada mereka yang dilanda bencana. Kita harus selalu merasa khawatir kalau-kalau Allah justru memberikan istidraj kepada kita, yakni menunda siksa atas diri kita karena Allah ingin menyempurnakan siksa tersebut kelak di akhirat. Tidakkah kita lihat betapa banyak para pelaku kemaksiatan dan kejahatan yang justru hidup dengan enak dan bergelimang kemewahan? Itulah istidraj yang harus senantiasa kita waspadai.

Faktor-faktor Penolak Bencana

Ada beberapa hal yang jika kita lakukan insyaallah – dengan izin Allah – bisa menghindarkan kita dari bencana. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

Pertama, menciptakan masyarakat yang bertakwa. Allah telah menjanjikan bahwa Dia akan membuka keberkahan dari langit dan dari bumi kepada suatu negeri yang dihuni oleh orang-orang yang bertakwa. ”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al-A’raf: 96)

Kedua, gemar beristighfar. Jika kita gemar beristighfar ’meminta ampun kepada Allah’ maka Allah akan mencegah adzab-Nya kepada mereka, sebagaimana firman-Nya: ”Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu (wahai Muhammad) berada di antara mereka. dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka beristighfar (meminta ampun).” (QS Al-Anfal: 33). Yang dimaksud dengan gemar beristighfar tidak lain adalah gemar bertaubat, karena istighfar adalah inti dari taubat. Masyarakat yang gemar beristighfar dengan demikian adalah masyarakat yang gemar bertaubat, tidak pernah larut terus-menerus dalam dosa dan kemaksiatan.

Ketiga, menunaikan dakwah dan amar makruf nahi munkar. Allah akan menurunkan adzab kepada suatu kaum yang ditengah-tengahnya kemaksiatan merajalela tanpa ada yang menghiraukannya dan tanpa ada yang berusaha untuk menghilangkannya. Dalam hal ini Allah akan mengadzab kaum tersebut secara merata, tanpa pandang bulu, termasuk orang-orang shalih yang ada didalamnya. Allah berfirman, ”Dan peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS Al-Anfal: 25) Ini persis seperti sebuah kapal di tengah lautan. Jika ada satu atau beberapa orang yang berusaha untuk melubangi kapal, sementara para penumpang yang lainnya membiarkannya saja, tentu saja kapal akan tenggelam, dan menenggelamkan semua penumpang kapal tersebut tanpa kecuali – tidak hanya mereka yang melubangi kapal.

Keempat, berdoa dan berlindung kepada Allah. Rasulullah saw sendiri telah mengajarkan kita doa-doa yang berisi permohonan kepada Allah agar kita dijauhkan dan dihindarkan dari bencana dan berbagai macam musibah. Marilah kita tidak bosan-bosannya memanjatkan doa-doa semacam itu, karena memang hanya Allah sajalah yang kuasa untuk mendatangkan atau menahan bencana dan musibah.

Kelima, bersedekah. Rasulullah saw bersabda, ”Sesungguhnya sedekah bisa menolak tujuh puluh pintu bencana.” Karena itu, marilah kita gemar bersedekah, sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Bagi yang kaya, hendaknya menunaikan zakat atas harta kekayaan yang dimilikinya. Dengan bersedekah, insyaallah Allah akan menjauhkan kita dari bencana. Wallahu a’lam bish shawab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.