Cara Menjalani Umur

  • Sumo

Ada nasehat indah ulama yang layak ditulis dengan tinta emas, dan menjadi renungan kita bersama. Al-Fudhail bin Iyadh pernah berkata kepada dirinya: “Wahai, kasihannya engkau. engkau berbuat buruk, tetapi engkau merasa berbuat baik. Engkau tidak tahu, tetapi merasa sederajat dengan ‘ulama’. Engkau kikir, tetapi engkau merasa dermawan. Engkau pandir, tetapi merasa berakal dan cerdas, ajalmu pendek , namun angan-anganmu panjang.

Beliaupun pernah berkata kepada seseorang yang telah mencapai umur 55 tahun, 60 tahun atau 70 tahun: Berarti  kamu sekarang  berjalan menuju Rabbmu dan akan segera sampai. Karenanya, lakukan yang terbaik pada sisa usia senjamu, maka akan diampuni dosa-dosamu yang lalu. Tetapi jika engkau masih berbuat dosa di usia senjamu, kamu pasti akan dihukum akibat dosa masa lalu dan masa kini sekaligus.

Para Alim Ulama’ memberi nasihat cara menjalani umur yang sudah mencapai 55 tahun, 60 tahun atau 70 tahun. jangan banyak bergurau dan terjebak dalam hal-hal yang tidak ada manfaatnya untuk akhirat. Jangan berlebih-lebihan dalam berhias, bersolek dan berpakaian. Jangan berlebihan dalam makan, minum, dan berbelanja barang yang kurang diperlukan untuk mendukung amal shalih. Jangan berkawan dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal kepada kita. Jangan banyak berjalan dan melancong ke sana sini tanpa ada manfaatnya yang dapat mendekatkan diri pada kehidupan akhirat. Jangan gelisah, berkeluh kesah, dan kesal dengan kehidupan sehari-hari.

Selalu penuhi diri dengan rasa sabar dan bersyukur. Perbanyak doa mengharap keridha-an Allah agar husnul Khatimah yaitu mati dalam kesudahan yang baik, dan dijauhkan dari Su’ul Khatimah yaitu mati dalam kesudahan yang tidak baik. Tambahkanlah ilmu agama, perbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya. Siapkan dan tuliskan wasiat yang berguna untuk kaum kerabatmu. Kerap menjalin silaturrahim dan mendekatkan hubungan yang renggang sebelumnya. Meminta maaf dan berbuat baik terhadap pihak yang pernah didzalimi. Tingkatkan amal shaleh terutama amal yang dapat terus memberi pahala dan syafa’at setelah kita mati. Maafkan kesalahan orang kepada kita walau seberat apapun kesalahan itu

Segera selesaikan semua hutang yang ada dan jangan buat hutang baru walaupun untuk menolong orang lain. Berhentilah dan jauhilah dari semua maksiat. Mata, berhentilah memandang yang tidak halal bagimu. Tangan, berhentilah dari meraih yang bukan hak mu. Mulut, berhentilah makan yang tidak baik dan yang tidak halal bagimu, berhentilah dari ghiba, fitnah, dan berhentilah menyakiti hati orang lain. Telinga, berhentilah mendengar hal-hal haram dan tak bermanfaat. Berbaik sangkalah kepada Allah atas segala sesuatu yang terjadi dan menimpa. Penuhi terus hati dan lisan kita dengan istighfar dan taubat untuk diri sendiri, orang tua, dan semua orang beriman, di setiap saat dan setiap waktu. (aca)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.