Cara Pelaksanaan Haji

  • Sumo

Rukun Islam tabiatnya adalah rinci – termasuk dalam tehnis pelaksanaannya – yang karenanya ruang untuk ber-ijtihad didalamnya sangatlah sempit; Haji sebagaimana juga shalat adalah rukun Islam yang karenanya tabiatnya juga rinci, untuk itulah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah bersabda tentang shalat:  “shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Bukhari dan Ahmad ), dan beliau bersabda tentang haji  Ambillah dariku tata cara ibadah haji kalian (HR. Muslim )

Oleh karena itu, dalam melaksanakan ibadah Haji, seyogyanya kita berhati-hati dengan  berupaya optimal untuk mengikuti tata cara pelaksanaannya sesuai yang dicontohkan Rasulullah saw, dan tidak dengan mudah ber-ijtihad – karena kita memang bukan profil mujtahid – hanya dengan alasan ” demi kemaslahatan atau kemudahan jama’ah”

Dibawah ini, adalah upaya – dengan segala keterbatasan – untuk menyampaikan tata cara pelaksanaan ibadah haji dalam bentuk yang sangat sederhana dan ringkas,  semoga bisa bermanfaat :

Ada 3 cara dalam melaksanakan Ibadah Haji :

Tamattu’: Yaitu niat/ber-ihrom untuk Umroh di bulan-bulan haji (Syawwal, Dzul Qo’dah dan 10 Awwal Dzul Hijjah) dengan membaca niat: “ لبيك اللهم  عمرة “ “aku penuhi panggilan-Mu ya Allah dengan ber-umroh“ kemudian sesampai di Makkah melaksanakan Thawaf, sa’i dan tahallul.

Pada tanggal 8 Dzul Hijjah ber-Ihrom untuk Haji, kemudian melaksanakan seluruh amalan haji dengan ketentuan wajib menyembelih al-Hadyu atau berpuasa 10 hari ( 3 hari di Haji dan 7 hari bila telah kembali ke keluarga )

Ifrod: Yaitu ber-Ihrom untuk haji dengan mengucapkan niat : “  لبيك  اللهم  حجا “ “aku penuhi panggilan-Muya Allah dengan ber-haji “ kemudian melaksanakan seluruh amalan haji dengan tidak harus menyembelih al- Hadyu, namun kerkewajiban untuk umroh

Qiron: yaitu ber-Ihrom untuk Umroh dan Haji sekaligus dengan mengucapkan niat : “  لبيك اللهم عمرة و حجا “  “ aku penuhi panggilan-Mu ya Allah dengan ber-umroh dan ber-haji “ kemudian melaksanakan seluruh amalan haji dengan kewajiban menyembelih al-Hadyu.

Catatan  :

  1. Tamattu’ dan Qiron dikerjakan oleh orang yang datang dari luar tanah haram, dengan ketentuan :
    1. Yang membawa kambing atau hadyu, mengerjakan haji dengan cara Qiron
    2. Yang tidak membawa kambing atau hadyu, mengerjakan haji dengan cara Tamattu’
  2. Ifrod dikerjakan oleh orang yang bertempat tinggal ditanah haram. Ketentuan tersebut berdasarkan hadits berikut  :
  • Ibnu ‘Abbas berkata :

فجعلوا نسكين في عام  بين الحج  و العمرة، فان الله أنزله في كتابه  و سنه  نبيه  صلي الله عليه و سلم  و أباحه للناس غير أهل مكة  قال الله : ذلك لمن لم يكن أهله حاضري المسجد الحرام     

Lalu mereka mengumpulkan dua ibadah dalam satu tahun, antara haji dan umroh, maka sesungguhnya Allah telah menurunkan (keterangan) Nya dalam kitabNya dan RasulNya telah menyunahkan dan memperbolehkannya bagi orang-orang selain penduduk Makkah, Allah berfirman : yang demikian itu bagi yang keluarganya tidak tinggal di tanah Haram “ ( HR. Bukhari )

  • Ibnu ‘Abbas berkata :

أهل المهاجرون و الأنصار و أزواج النبي  صلي الله عليه و سلم  في حجة الوداع و أهللنا .

فلما قدمنا مكة قال رسول الله  صلي الله عليه و سلم  اجعلوا اهلالكم بالحج عمرة الا من قلد

الهدي. طفنا بالبيت و بالصفا و المروة  و أتينا النساء و لبسنا الثياب، وقال : من قلد الهدي

فانه لا يحل له حتي يبلغ الهدي محله. ثم أمرنا عشية التروية أن نهل بالحج، فاذا فرغنا من

المناسك  جئنا فطفنا  بالبيت  و بالصفا  و المروة  فقد  تم  حجنا  و علينا الهدي

Orang-orang Muhajirin dan Anshar dan istri-istri Nabi saw ber-ihrom di haji wada’ dan kamipun ber-ihrom. Maka setelah kami sampai di Makkah Rasulullah saw bersabda : “ jadikanlah ihrom kalian  untuk haji menjadi untuk umroh selain orang yang menuntun hadyu “, lalu kami thawaf di Baitullah dan sa’i di Shafa dan Marwah,dan setelah tahallul kami menggauli istri-istri dan mengenakan pakaian biasa, dan beliaupun bersabda : “ Barang siapa telah menuntun hadyu maka tidak boleh bertahallul baginya sehingga hadyu sampai  waktu penyembelihannya “. Lalu beliau perintahkan kami pada sore hari Tarwiyah supaya ber-ihrom untuk haji, maka setelah selesai dari pekerjaan-pekerjaan haji, kami datang ( di Masjid Haram ) lalu kami thawaf di Baitullah dan sa’i di Shafa dan Marwah. Maka telah sempurnalah haji kami dan kami wajib membayar hadyu.”  ( HR. Bukhari ) (Agung Cahyadi, MA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.