Manfaat Selalu Berdzikir

Perihal keutamaan Dzikir, Allah Subhanahu wa Ta’ala ber-firman: .Laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir ( menyebut nama Allah), Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS. Al Ahzab :35). Saudaraku, diantara dzikir yang menjadi kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dzikir pagi dan sore. Karena pentingnya dzikir ini, Allah perintahkan agar orang-orang ber-iman merutinkannya. Lanjutkan membaca

Hayati I’tikafmu

Saudaraku, Agar i’tikaf kita efektif, kita membutuhkan penghayatan yang banyak, antara lain: Berniat i’tikaf pada setiap kali masuk masjid. Walaupun kita ke masjid hanya untuk shalat lima waktu..I’tikaf itu membutuhkan penghayatan niat ikhlas. Mengucapkan dalam hati keinginan untuk mendapatkan semua bentuk kebaikan dari Allah.. Lanjutkan membaca

Tertambat Pada Masjid

Salah satu amalan yang utama di bulan Ramadhan adalah i’tikaf. Amalan ini menjadi semakin utama untuk dilakukan ketika Ramadhan sudah memasuki sepuluh hari yang terakhir. Rasulullah sendiri diceritakan tidak pernah satu kali pun meninggalkan i’tikaf. Beliau senantiasa melakukannya hingga wafat. Ini menunjukkan bahwa i’tikaf memang benar-benar amalan yang utama. Lanjutkan membaca

Meraih Keberkahan

Ditinjau secara bahasa, berkah berasal dari kata barokah (البركة), yang  diartikan dengan kata nikmat. Secara istilah, sebagaimana diungkapkan oleh Imam Al-Ghazali, berkah berarti زیادة الخیر (ziyadatul khair,) yakni “bertambahnya kebaikan terus menerus. Demikian pula dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berkah diartikan sebagai “karunia Allah yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia”. Lanjutkan membaca

Meniru Pakaian Wanita

Terdapat banyak dalil yang menegaskan larangan bagi lelaki untuk meniru wanita atau wanita meniru gayanya lelaki. Dalam hadits dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan : “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu pula wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Ahmad dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth). Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma juga mengatakan : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari). Lanjutkan membaca

Jalan Taubat

Seorang muslim mulai mendapatkan pahala dan dosa atas perbuatannya dimulai sejak masuk usia akil baligh,sejak dia berusia mukallaf.  Yaitu usia dimana seseorang disebut dewasa secara agama/syar’i. Kedewasaan itu ditandai mimpi basah bagi laki-laki dan haidh bagi perempuan atau tanda-tanda lain yang menunjukkan laki-laki atau perempuan dewasa. Lanjutkan membaca

Menjaga Niat

Niat berasal dari bahasa Arab نوى yang artinya keinginan. Sedangkan secara istilah niat adalah berkeinginan untuk mengerjakan suatu amal perbuatan karena Allah atau karena perintah Allah subhanahu wata’ala. Tujuannya adalah agar mendapatkan ridho dari Allah swt, Niat itu terletak di dalam hati yaitu berupa ketetapan hati untuk mengerjakan amal tertentu. Lanjutkan membaca

Renungan Hadits Qudsi

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): ”Wahai hamba-hamba-Ku. Sungguh Aku telah mengharamkan sifat dan sikap dzalim atas diri-Ku, dan menjadikannya sebagai hal yang haram pula diantara kalian. Maka janganlah kalian saling mendzalimi. Wahai hamba-hamba-Ku. Kalian semua (hakekatnya) adalah orang-orang sesat, kecuali yang Aku beri petunjuk. Maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya pasti Aku beri kalian petunjuk. Wahai hamba-hamba-Ku. Kalian semua (hakekatnya) adalah orang-orang lapar, kecuali yang Aku beri makan. Maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya pasti Aku beri kalian makan. Lanjutkan membaca

Menjaga Pergaulan

Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh telah mengatur bagaimana adab-adab serta batasan-batasan dalam pergaulan. Pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Dampak buruk akan menimpa seseorang akibat bergaul dengan teman-teman yang jelek, sebaliknya manfaat yang besar akan didapatkan dengan bergaul dengan orang-orang yang baik. Lanjutkan membaca

Keragu-raguan

Seorang yang diuji dengan keragu-raguan yang berulang, maka keraguan yang sering terjadi tersebut tidak dianggap, Dalam arti yang diragukan tersebut dianggap tidak pernah terjadi, berdasarkan kaidah berikut: “Rasa ragu setelah melakukan perbuatan dan rasa ragu dari orang yang sering ragu itu tidak dianggap” Kaidah tersbut merupakan cabang atau bagian dari kaidah “keyakinan tidak bisa dihilangkan dengan sekedar keraguan”. Lanjutkan membaca