Mari simak nasehat Luqmanul Hakim kepada anaknya : “Wahai anakku, sesunguhnya dunia ini laksana lautan yang dalam dan telah banyak manusia tenggelam di dalamnya, oleh karenanya, jadikanlah taqwa kepada Allah SWT sebagai kapal untuk mengarunginya, iman sebagai muatannya, tawakkal sebagai layarnya niscaya engkau akan selamat sampai tujuan.”
Taqwa Sebagai Perahu. Umar bertanya kepada Ubay, “Apa taqwa itu?” Ubay balik bertanya, “Wahai Amirul Mu`minin, pernahkah Anda berjalan di atas jalan yang penuh duri?” Umar menjawab, “Pernah.” “Apa yang Anda lakukan?” Tanya Ubay. Umar kemudian menjawab: “Aku menyingsingkan celanaku, kemudian aku melihat tempat yang akan aku injak. Aku melangkah selangkah-selangkah (perlahan) karena aku takut tertusuk duri.” Lalu, Ubay menegaskan, “Itulah taqwa.” Orang yang berhati-hati cenderung akan selamat. Jika takwa adalah hati-hati, maka orang yang bertaqwa akan selamat dari jebakkan dunia.
Iman Sebagai Bekal. Orang beriman dan beramal shalih adalah orang yang tidak merugi, tidak akan terseret dan tenggelam arusnya dunia. Orang yang kuat imannya lebih baik dan lebih dicintai daripada orang yang lemah imannya.
Tawakkal Sebagai Layar. Tawakkal secara bahasa berarti mewakilkan. Dari akar kata wakkala – tawakkala.Tawakal kepada Allah berarti mewakilkan segala urusan kepada Allah swt. Maka dia dalam jaminan Allah swt. Allah swt berfirman : Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (Q.S Al-Hadid : 20)