Berusaha berbicara yang baik, dan menghindari mengucapkan yang tidak baik. Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diridhai Allah swt yang ia tidak mengira akan mendapatkan demikian, sehingga dicatat oleh Allah swt keridhoan-Nya bagi orang tersebut sampai Hari Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai Allah swt yang tidak dikiranya akan demikian, maka Allah swt mencatatnya yang demikian itu sampai Hari Kiamat.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Menjauhi debat kusir. “Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat.” (HR Ahmad dan Tirmidzi) Dan dalam hadits lain disebutkan sabda Nabi saw: “Aku jamin rumah di dasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.” (HR. Abu Daud)
Menjauhi kata-kata keji, mencela, dan melaknat. “Bukanlah seorang mukmin jika suka mencela, melaknat dan berkata-kata keji.” (HR. Tirmidzi)
Menghindari terlalu banyak canda. “Sesungguhnya seburuk-buruk orang di sisi Allah swt pada Hari Kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa.” (HR. Bukhari)
Berhati-hati dan adil dalam memuji, berdasarkan hadits Nabi saw dari Abdurrahman bin Abi Bakrah dari bapaknya berkata: “Ada seseorang yang memuji orang lain di depan orang tersebut, maka Nabi saw bersabda, ‘Celaka kamu, kamu telah mencelakakan saudaramu! Kamu telah mencelakakan saudaramu!’ Lalu beliau saw bersabda, “Jika ada seseorang ingin memuji orang lain di depannya maka katakanlah: Cukuplah si Fulan, semoga Allah mencukupkannya, kami tidak mensucikan seseorang pun disisi Allah, lalu barulah katakan sesuai kenyataannya.” (HR Bukhari dan Muslim)